Selingga.com (09-09) Dabo.Sertifikat Adipura yang telah melekat di Kabupaten Lingga dengan objek penilaian nya Kota Dabo Singkep beberapa waktu,kian memantapkan jajaran Junaidi Adjam melalui Badan Lingkungan Hidup yang dipimpinnya dengan melakukan Rapat Persiapan Pemantauan 1(P1) Adipura 2018.
Rapat yang dilaksanakan pada Jum’at (08/09) tadi di Gedung Sanggar Praja Dabo Singkep dihadiri juga Sekcam Singkep Izazul Ardhi,Kisan Jaya,Kapolsek Dabo Hasbi Lubis,Kepala UPTD Baihaki,M.Ridwan (TPA Evaluasi),Abdul Jamal (Syahbandar),Ertika Linggawati( Bapeda),Sabirin,H.Valintianus (PPM).
Dalam pemaparan awal,Junaidi Adjam berharap masyarakat dapat merubah pola pikir untuk tetap dapat menjaga kebersihan lingkungan yang ada.Disamping itu juga bisa berkoordinasi dengan beberapa pihak dalam membentuk lingkungan yang bersih,rapi dan terawat.
” Kami siap menerima laporan apa pun yang terjadi di masyarakat terkait penanganan lingkungan hidup.
Dan kita akan melakukan Persiapan Pemantauan 1(P1) Adipura.”Kata Junaidi Adjam.
Junaidi juga memaparkan perencanaan untuk tahun 2018 nanti nya.Perencanaan yang ada meliputi keberadaan taman,Titik Pantau Penilaian Adipura,Isu Lingkungan Hidup.Sedangkan untuk pengelolaan sampah,jumlah sampah yang terkelola di wilayah urban 2016 sebesar: 42,34 ton.Disamping itu juga,Junaidi memaparkan keadaan TPA saat ini yang berada di Kecamatan Singkep Barat.Selain itu juga melakukan penilaian dalam upaya terobosan dan strategis dalam menyelesaikan persoalan lingkungan.Penataan pemukiman yang layak,juga merupakan bagian dari pembenahan yang ada.
Untuk program kedepannya,pihak BLH Lingga akan menambah armada truk sampah,disamping upaya pengembangan teknologi dengan metode 3 R(Rescue,reduce,recycle).
Dan pihak Junaidi juga akan membudidayakan daur ulang sampah,membuat rencana kerja pengelolaan sampah sebagai target pengurangan sampah yang masuk ke TPA.Untuk itu,Junaidi berharap ada kepedulian dari masyarakat dengan aktifnya kegiatan gotong-royong terhadap kebersihan lingkungan.
Sementara itu masukan dari pihak Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM melalui Sekretaris nya H.Kisan Jaya,berharap kontainer yang ada tidak berpindah tempat.Dan Kisan berharap
daerah sekitar kontainer tidak beserak dengan sampah.Selain kontainer,masalah kambing yang masih berkeliaran pun menjadi catatan dari Kisan Jaya disamping permasalahan sampah yang masih ada dibuang ke sungai.
Kalau dari pihak Kecamatan Singkep sendiri melalui Sekcam nya Izazul Ardi lebih melihat bagaimana agar setiap rumah warga di himbau untuk diadakannya tong sampah dengan distribusi Rp.7500.
Kapolsek Dabo Hasbi Lubis dikesempatan yang ada lebih menganjurkan jika sampah diambil setiap harinya,sehingga tidak terjadi berserakan dan menumpuk.
Sabirin selaku bagian dari Tim yang ada lebih menekan kan untuk melakukan pemilahan awal.Sehingga tidak semua sampah yang mesti harus berakhir di TPS.Sehingga kapasitas sampah tidak besar dan menumpuk.Selain itu juga,Sabirin menyoroti masalah tanggung jawab wilayah yang belum jalan.Dan dari sisi partisipatif masyarakat untuk mengubah pola masyarakat tentang kebersihan.Serta perlunya sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Untuk sampah yang beserak disekitar kontainer,Junaidi mengatakan kalau hal itu di sebabkan karena masyarakat yang membuang sampah tidak dibuang di dalam kontainer.Begitu juga dengan kontainer yang berpindah pindah,dikarenakan terkait lahan yang ada merupakan milik masyarakat.
Terkait sampah,Junaidi menilai kalau kesadaran masyarakat yang masih jauh tentang lingkungan.
” Ketika kami memiliki tenaga tenaga kebersihan,masyarakat malah menunggu kami untuk membersihkan.Tetapi mereka tidak sadar akan kesadaran di lingkungannya sendiri.Untuk diketahui,Badan Lingkungan Hidup bukan Dinas penerima atau penghasil.Untuk sampah dipungut oleh pihak Kecamatan.Namun sarannya bagus,tapi kami belum bisa mendistribusi tong sampah ke rumah warga.”Kata Junaidy.
Junaidi juga mengingatkan masyarakat untuk tidak berhyporia,mengingat banyak PR yang masih menunggu.
” Satu hari setelah Lingga mendapatkan sertifikat,kita jangan berhiporia.Karena kita menanggung beban yg cukup berat.Untuk pemilahan kita masih perlu proses dan akan kita usahakan.Ada kelemahan hasil terakhir yaitu pengelolaan 10 komposter yang masih lemah dalam penilaian. Ini menjadi PR untuk kami,tidak hanya melibatkan OPD,tapi melibatkan unsur Lurah dan Kades juga.Kami akan melakukan sosialisasi ke masyarakat dan kami tidak pernah menyerah atas tekanan-tekanan serta sarannya sangat baik untuk kami.Saya optimis untuk tahun 2018,tidak ada kendala infrastruktur masyarakat teratasi khusus masalah sampah”Papar Junaidi Adjam.(Im).