Selingga.com (06/06) Batam.Barisan tanjak yang berjejer tersusun di atas kap mobil sedan nya,memberikan nuansa baru menjelang waktu berbuka puasa.Biasa nya dipinggir jalanan sering disuguhi pemandangan pedagang berjualan tajil di bulan Ramadhan,tetapi Tarmizi Rumahitam lebih memilih untuk memasarkan tanjak nya.Mobil sedan miliknya yang terparkir dibahu jalan RE Martadinata Sekupang Batam itu pun,disulap Tarmizi menjadi lapak buat tanjak-tanjak made in Rumahitam tersebut.
“Ramadhan ini,kita milih jual tanjak.Dan Idul Fitri kali ini,kita jadikan momentum bagi masyarakat Melayu untuk mengaktualisasikan,menunjukan bahwa kita masih ada.Karena jati diri kita itu ada simbol-simbol yang bisa kita tunjukan.Salah satunya dengan yang paling tinggi,yaitu posisi kepala,itu tanjak.Untuk itu kita mengajak masyarakat memulakan untuk memakai tanjak ini.Biar aura Bunda Tanah Melayu di Kepulauan Riau ini,semakin terasa.” Kata Tarmizi kepada Selingga.com ketika ditemui dilokasi tempat berjualannya pada Selasa (05/06) tadi di Sekupang Batam.
Presiden RBB Rumahitam ini menepis,kalau tanjak yang ada harus menyesuaikan dengan pemakaiannya.
“Setakat ini masih ada perbedaan-perbedaan pendapat tentang tanjak ini.Tidak boleh dipakai sembarangan begini,tidak (boleh begitu-red).Ini saya kira bukan sesuatu yang diinginkan leluhur kita.Leluhur kita menciptakan ini,bukan untuk dilarang-larang.Tetapi untuk dipakai.Dulu kan bagaimana untuk membedakan,mana yang panglima,mana yang prajurit,tanjak itu lah.” Terang Tarmizi.
Untuk produksi tanjak nya,lelaki yang sehari-hari bergelut dengan dunia seni dan sempat beberapa kali tampil baca puisi di beberapa negara itu,membandrol tanjak nya dengan harga Rp.100.000, paling murah nya.
“Kalau harganya berkisar dari Rp. 100.000 sampai mencapai juta-juta juga.Ada juga dalam bentuk parcel tanjak.Jadi kalau kita ingin memberikan cinderamata untuk Idul-Fitri kepada seseorang,kenapa kita tidak memberikan yang bersebati dengan kita punya.Kita perkenalkan lah yang kita punya dan berikan yang kita punya.Jangan kasi air kaleng,habis.” Kata Tarmizi.
Untuk proses pembuatan tanjak nya,Tarmizi mengaku hanya membutuhkan waktu selama 30 menit untuk menyelesaikan satu unit tanjak buatan nya.
“Proses pembuatan satu tanjak itu,bertempo 30 menit untuk setiap satu unit nya.Sampai saat ini yang sudah kita produksi dari Januari 2018 tadi,sudah lebih dari 1000 unit tanjak yang sudah keluar dari bengkel tanjak RBB Rumahitam.Sudah sampai ke Kalimantan,Serawak Malaysia,Singapura,Malaysia,Jakarta,Pekanbaru,Natuna,Anambas.Dabo yang belum.Dabo ini,tinggal Alang Dilaut aja lagi.” Kata Tarmizi.
Tarmizi pun mengaku kalau terakhir dirinya menyetuh mesin jahit,saat dirinya masih duduk di bangku SLTP.
:Dulu SMP kelas 2 tahun 87,saya menjahit.Baru lah Januari 2018 tadi,saya gunakan lagi ilmu yang sudah puluhan tahun tidak pernah lagi saya gunakan untuk membuat tanjak ini.Jadi ilmu itu,sekecil apapun,ada gunanya.” Jelas Tarmizi.
Disinggung apakah keuntungan dari jual tanjak,digunakan buat maju bertarung di pilcaleg nanti nya,lelaki yang tergabung dari salah satu Partai ini mengamini hal tersebut.
“Dikatakan modal,ini modal hidup.Jadi hidup ini boleh nyaleg,boleh apa sajakan.Nah,kalau ada ‘tuah’ dari tanjak ini,tidak ada sesuatu yang tidak mungkin kan.Pertama itu,kita mengawal dari tanjak kepada masyarakat.Dapat uang dari jual tanjak,bisa bikin baleho.” Kata Tarmizi.(Im).