Malang benar nasib kabupaten Lingga. Seorang putra daerah yang juga pengusaha sukses, Alias wello, menggambarkan kondisi Kabupaten Lingga seperti tikus mati di lumbung padi. Hal tersebut ia lihat dari bermacam potensi alam yang masih belum mampu di maksimalkan pemerintah daerah untuk mensejahterakan rakyatnya.
Padahal, dari kacamata ekonominya, kabupaten Lingga tak pantas menanggung kesulitan hanya karena defisit 134 Milyar yang menimpa pemerintah Kabupaten Lingga saat ini, dan akhirnya berimbas pada berbagai sektor khususnya dunia pendidikan dan kesehatan di kabupaten Lingga.
“Harusnya pemerinta menjawab kondisi defisit tersebut dengan mendatangkan investasi sebesar-besarnya kedaerah, tentunya dengan mengangkat potensi yang ada di daerah ini. Bukan malah sibuk mencari pinjaman atau memangkas anggaran APBD agar menutupi hutang 134 Milyar tersebut,” ungkap Alias Wello, beberapa waktu lalu.
Wello yang di kenal sebagai putra daerah yang kini sukses dengan usaha dibidang Pertambangan tersebut menilai, berbagai peluang industri yang tersedia di kabupaten Lingga telahpun terkonsep rapi di benaknya, Peluang tersebut sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) yang diketahui saat ini hanya 20-an Milyar saja.
“Kita punya sumber mineral yang bisa di tambang, kita punya lahan ribuan hektar di pesisir pulau Lingga yang sangat mampu menunjang sektor perikanan, kita punya gunung Daik dengan potensi airnya serta pulau Berhala yang digadang-gadang memiliki beberpa titik minyak bumi. Bahkan, dengan sejarah kerajaan melayu dan keindahan alam kita sangat menunjang sektor pariwisata,” paparnya.
Semua itu, dilanjutkan Wello, jika di kelola dengan maksimal, sangat menunjang Kabupaten Lingga untuk semakin baik kedepannya, beberapa hal tersebut pula, jika dijalankan, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menuai hasilnya.
“Di pulau Lingga ini, kalau saja dari pesisir Daik hingga pasisir desa Sungai pinang kita bangun tambak udang seperti di negara tetangga kita Vietnam yang kini semakin sukses dengan ekonomi pesisirnya itu, kita tidak butuh waktu lama, cukup dengan 5 bulan saja sudah menuai hasilnya,” kata Wello.
Selain itu, sebagai putra daerah, Wello mengatakan, usaha untuk membangun kabupaten Lingga dengan konsep yang ia diberikan seperti mini smelter untuk menaungi usaha tambang di wilayah Kabupaten Lingga juga harus di jalankan oleh Prusda. Hal tersebut ia rasa wajar untuk meningkatkan PAD. “Sangat disayangkan jika peluang yang ada di daerah kita ini, tidak bisa kita manfaatkan.
Saat ini harga bauksit 29 dolar permeter kubik. Jika dibangun sebuah mini smelter untuk mengolah hasil tambang menjadi setengah jadi, maka akan sebelas kali lipat harganya. Selain itu, tidak hanya menjanjikan keuntungan, juga membuka lapangan kerja bagi putra daerah,” katanya lagi.
Allias Wello Calon Bupati Lingga diusung oleh partai Nasdem, juga mengatakan, siap untuk menerapkan semua konsep tersebut demi menuju Lingga yang lebik baik kedepannya. Baginya, Lingga adalah salah satu daerah yang menjanjikan untuk investasi kedepan. Lingga adalah mutiara dari selatan Kepri.
“Apa yang tidak dimiliki lingga, tambang, perikanan, perkebunan, berbagai macam. Pariwisata luar biasa. Kita hanya butuh SDM yang berkualitas untuk upaya pembangunan lebih maksimal.
Ada empat hal yang akan segera kita kerjakan secepatnya ketika saya menjabat sebagai Bupati kelak yaitu, landasan pacu pesawat terbang di bandara Dabo Singkep, menilik potensi pulau berhala, menilik potensi air dan wisata di gunung Daik dan menerapkan konsep budidaya perikanan yang menunjang ekonomi pesisir,” paparnya.
Namun siapapun yang akan menjadi Bupati Lingga di periode kedepan, dia berharap, pemerintah dapat turut menjalankan konsep yang ia pikirkan dengan matang tersebut. “Siapapun yang jadi bupati Lingga, kita juga berharap dapat menjalankan konsep ini di periode kepemimpinannya kelak. Ini sangat membantu mensejahterakan Kabupaten Lingga kedepannya,” tutup Wello.