Selingga.com (25/08) Dabo. Berkunjung ke ruangan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DK-PPKB) Kabupaten Lingga, Bupati Lingga diskusikan beberapa hal terkait penanganan Covid-19, Selasa (24/08/2021).
Adapun pertemuan tersebut membicarakan terkait ketersediaan dan proses vaksinasi, pengoperasian mesin PCR (Polymerase Chain Reaction), dan bincang-bincang perihal penyebab krusial kematian dalam status terkonfirmasi covid-19.
Secara umum penyebab utama kasus kematian terkonfirmasi covid-19 adalah adanya komorbiditas atau penyakit penyerta. Rata-rata beresiko pada orang diusia 45 tahun keatas.
Di Kabupaten Lingga kasus kematian tidak hanya terjadi di rumah sakit atau ditempat pelayanan kesehatan, tetapi ada juga ditemui kasus serupa pada isolasi mandiri (isoman). Penyebab lain adalah faktor lambannya penanganan medis ketika sudah terkonfirmasi. Banyak masyarakat yang enggan berobat, walau sudah merasa gejala-gejala covid-19.
“Memang kita perlu pelayanan yang maksimal. Minimal dirumah sakit itu pelayanannya memberikan motivasi dan semangat untuk pasien sembuh dan kesan yang positif untuk orang datang. Tidak berpikir ragu untuk berobat ,” kata Muhammad Nizar.
Nizar juga menanyakan ketersediaan vaksin. Kendala rendahnya capaian target vaksinasi. Dia juga meminta Kadinkes memonitoring proses vaksinasi agar Kabupaten Lingga segera mencapai target persentase yang telah ditentukan provinsi.
“Selain target kita tercapai, vaksin ini juga penting karena berdampak positif dalam meminimalisir angka terkonfirmasi Covid-19,” papar dia.
Kemudian kepada pihak Dinkes, Nizar juga meminta agar segera memfungsikan mesin PCR yang sudah satu bulan didatangkan tersebut. Kata dia setelah mesin ini selesai dirakit oleh teknisi. Segera disosialisasikan oleh dokter atau nakes, bagaimana pemakaian dan diperuntukkan untuk pasien covid-19 yang bergejala seperti apa.
Dan kemudian dimintanya untuk segera didistribusikan ke rumah sakit yang siap menerima bisa itu RSUD Dabo atau RSUD Encik Maryam di Daik Lingga.
“Minimal, dapat pergunakan untuk pasien yang bergejala berat. Kerena ini akan membantu kita dalam gerak cepat penanganan medis. Supaya apa, kita berusaha meminimalisir angka kematian,” jelas Nizar.
Menanggapi hal di atas Kadinkes Lingga, Mulkan Azima mengatakan terkait pelayanan memang banyak mendengar keluhan masyarakat, salah satunya di RSUD Dabo. Namun masalah tersebut sudah menjadi pertimbangannya di dinas, untuk segera mengoptimalkan agar keluhan-keluhan masyarakat tidak lagi ada.
Kemudian terkait ketersediaan vaksin dan target vaksin, kata Mulkan seharusnya Kabupaten Lingga sudah maksimal, dan bukan pada posisi terendah seperti saat ini.
Dia menceritakan, hal yang terjadi sebenarnya sejak awal bulan Juli lalu, vaksin mencukupi untuk dosis pertama. Saat itu memang antusias masyarakat cukup tinggi mengikuti program vaksinasi. Namun kendalanya terjadi masuk pada pertengahan Juli dimana ketersediaan vaksin tidak ada lagi.
“Masuk pertengahan Juli stok vaksin kita kosong. Sudah diusulkan dan dijanjikan datang 500 buah vaksin. Tetapi datang hanya 150 vaksin. Dan sampai di akhir Juli vaksin dosis pertama belum tuntas,” kata Mulkan menjelaskan.
Barulah di awal Agustus tadi, stok vaksin ada baik itu vaksin Sinovac maupun Astrazeneca. Dan itu untuk dosis pertama dan kedua.
“Harusnya target kita selesai. Kami tetap terus berupaya mengejar target yang saat ini Lingga masih rendah,” papar dia.
Langkah selanjutnya kata dia, Dinkes akan menggadeng langsung pihak desa maupun kelurahan untuk membantu proses vaksinasi agar target persentasenya segera tuntas.(red/rilis)