Selingga.com (15/03) Dabo. Strategi “Desa Mengepung Kota” nampak nya tergambar dalam pelaksanaan kerja duet Awe-Nizar dengan mengumpulkan Kepala Desa dan Camat di Lokasi Pagoda Dabo Singkep pada Selasa (15/04) tadi. Dikesempatan itu,Awe mencoba mengubah mind-set pemimpin setingkat desa akan langkah-langkah yang dapat dapat dilakukan dalam mengubah perekonomian masyarakat desa masing-masing menjadi semakin baik.
Dalam merangsang pembangunan desa sebagai pondasi ekonomi Kabupaten Lingga ini,bahkan dalam pelaksanaan awal nya,politikus Partai Nasdem ini berani menerapkan program percetakkan sawah dan tambak tanpa mengusik uang Negara. Tentu nya kalau Hal tersebut gagal,berarti kantong pribadi Awe yang amblas. Namun kalau berhasil,nama Lingga tidak lagi dimonopoli sebagai daerah penghasil Bahan galian,namun juga melekat sebagai daerah penghasil beras di Kepri.
” Program yang di Desa Kerandin (tambak),program yang di Desa Sungai Besar (percetakkan sawah) itu tidak menggunakan dana APBD. Itu boleh dibilang,kita menggunakan dana pribadi dan kawan-kawan saya. Kalau itu gagal,berarti gagal lah Alias Wello dan kawan-kawan. Tetapi kalau itu berhasil,ini harus betul-betul menjadi motivasi bagi desa. Jadi,desa lah yang memegang peran di situ. Dan sekarang ini kita harus berkopentensi. Kita mulai sekarang ini dari mengolah tambak yang di Desa Kerandin dan mencetak sawah di Desa Sungai Besar. Dan desa ini merupakan desa yang miskin,desa yang terisolir,tetapi kita sentuh dengan program itu. Dan kenapa kita buka disitu? Karena nanti akan ada ditengah-tengah nya jalan Nasional. Dan jalan ini lebih bagus dari jalan yang ada antara Dabo-Sei Raya,Dabo-Jagoh. Dan nanti disitu ada sisi ekonominya. Nanti baru kita tularkan kedaerah-daerah lainnya,kedesa-desa lainnya juga.”Kata Bupati Lingga ini.
Tanah menjadi satu-satu nya objek vital yang menjadi sorotan tajam Awe. Dan pada kesempatan tersebut,Alias Wello ingin masyarakat menjadi “Tuan Tanah”,bukan “Penjual Tanah”.
” Saya mengingatkan kepada Kepala Desa,satu saja.”Jaga Tanah”. Kalau di satu desa itu ada 200 KK,pastikan sebanyak 200 KK itu punya asset tanah di kampung halaman mereka Dan akan kita jadikan mereka sebagai “Tuan Tanah”,bukan jadi “Pedagang Tanah”.Dan Jaga lah asset tanah itu. Ini sudah ada tujuan program ekonomi. Karena itulah dulunya saya kecewa,marah dan keras becakap nya.Kenapa?. Karena sekarang kalau ada investor mau masuk dan datang ingin membuka apa pun,saya hanya takut satu saja. Saya takut masyarakat kita miskin. Masyarakat akan kaya sebentar,sesudah itu mereka miskin. Kalau masyarakat sudah menjual tanah,itu dipastikan mereka akan miskin. Pengalaman saya banyak kalau soal ini. Saya hanya ingin kedepan itu,kemitraan.”Papar Awe.(Im).