Selingga.com (24/05) Batam. Sekolah-sekolah yang ada di Kota Batam, Kepulauan Riau nantinya secara resmi akan kembali menerapkan tulisan Arab Melayu di lingkungan sekolah mereka. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam sebagai motor penggerak utama didalamnya.
Ini terlihat dengan LAM Kota Batam yang memberikan dukungan yang tinggi terhadap penerapan Peraturan Wali Kota Batam Nomor 16 Tahun 2025 tentang Kurikulum Muatan Lokal Seni Budaya Melayu.
YM. H. Raja Muhamad Amin selaku Ketua Umum LAM Kota Batam sebelumnya mengatakan kalau bukti nyata dari pelestarian jati diri Melayu ini adalah berupa penguatan pelajaran Tulisan Arab Melayu di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan dasar.
“Ini bukan sekadar huruf. Ini simbol peradaban. Dulu tulisan ini hadir di istana-istana, dalam kitab, surat resmi kerajaan, dan karya sastra. Kini, kita kembalikan dia ke ruang kelas, agar anak-anak kita mengenal akar budayanya,” kata Raja Muhamad Amin.
Sementara itu tulisan Arab Melayu atau Jawi ini merupakan sistem aksara berbasis huruf Arab yang disesuaikan dengan fonetik bahasa Melayu. Aksara ini juga berkembang pesat sejak abad ke-14 dan menjadi media utama dalam penyebaran ilmu pengetahuan, hukum adat, hingga pemerintahan pada masa Kesultanan Melayu seperti Riau-Lingga dan Johor. Namun, modernisasi pendidikan dan dominasi huruf latin membuat keberadaan tulisan ini makin terpinggirkan.
LAM Batam saat ini terus berupaya menjembatani kembali generasi muda dengan warisan intelektual dan spiritual leluhur Melayu melalui jalur pendidikan formal. Tentunya dukungan LAM Batam terhadap kebijakan Wali Kota Batam ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah dan lembaga adat dalam menjaga kekayaan budaya lokal.
Selain itu Perwako No. 16 Tahun 2025 menjadi dasar hukum untuk mengintegrasikan materi Tulisan Arab Melayu ke dalam kurikulum muatan lokal.
“Bukan hanya soal melestarikan tulisan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah-naskah lama — moral, etika, dan pandangan hidup orang Melayu,” kata Raja Muhamad Amin.
Dengan diterapkannya kebijakan ini, Batam menegaskan posisinya sebagai kota yang tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga kuat dalam menjaga akar budaya. Dari istana ke ruang kelas, dari naskah ke buku pelajaran, LAM Batam hendak memastikan identitas Melayu tetap hidup dan berakar di hati generasi muda. (Im).