Sambau membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Kondisi kampung yang berada di dusun II Senempek, Desa Limbung Kecamatan Lingga Utara tersebut, sampai dengan 11 tahun berdirinya kabupaten Lingga, masih gelap gulita. Sarana air bersih dan Fasilitas pendidikan hanya menjadi mimpi indah masyarakat Sambau.
Hasmini, salah seorang ibu rumah tangga kampung Sambau mengatakan, kondisi kampung yang dihuni 56 kepala keluarga (KK) tesebut sangat memperihatinkan. Warga disini sangat berharap uluran tangan pemerintah. Fasilitas umum seperti jalan tembus, listrik adalah permasalahan klasik yang tak kunjung usai.
“Jalan sudah ada pengerasan tahun lalu, tapi hanya separuh. Listik disini hanya ada jaringan, kabel dan tiang sudah di pasang, tapi mesinnya tak ada. Jadi saat malam kami tetap gelap,” ungkap Hasmini, Rabu (30/4).
Tak kalah menyedihkan, disampaikan Hasmini, adalah kondisi bangunan sekolah kelas jauh SDN 028 Sambau yang tak ada bangunan sekolahnya. Anak-anak didesanya terpaksa bersekolah dengan meminjam rumah joget yang berdinding papan dan beratap daun.
Padahal, dilanjutkannya lagi, Tahun 2013 lalu, pejabat pemerintah baik pemkab Lingga maupun provinsi bersama anggota DPRD pernah mengunjungi kampung tersebut. Mereka menjajikan bangunan sekolah, namun sayangnya sampai saat ini belum satupun janji tersebut terealisasi.
“Yang sekolah memang tak ramai, hanya kelas 1 dan kelas 3. Tapi kondisi bangunannya benar-benar tak layak. Anak-anak yang bersekolah kelas 2, 4,5 dan 6 terpaksa ke sekolah lain, ada ke dusun Senempek dan ke Sungai Nona,” tuturnya.
Sementara itu, Bismarak, ketua RT 1 kampung Sambau mengatakan, ada rencana bantuan pembangunan balai desa oleh PT Tri Tunas Utama (TTU), yang nanti akan digunakan sebagai ruang belajar anak-anak sekolah Sambau. Namun belum dikerjakan. “Balai yang di bantu PT Pasir, belum dikerjakan. Bahan-bahan sudah mulai ada,” tutupnya. (Blk)