Selingga.com (29/08) Dabo.Mungkin bagi Giman (41),warga Desa Batu Kacang Kecamatan Singkep ini,berendam di air seharian bukan pilihan jalan hidup nya dalam mengais rezeki sehari-hari nya.Namun,puluhan kilometer jarak rumah ketempat nya mendulang tetap di lakoni nya selama lebih kurang 5 tahun.
Tentu nya sosok pria sederhana ini memahami dan merasakan pahit maung nya kehidupan sebagai pendulang timah di kolong-kolong yang ada dan bertebaran di Pulau Singkep ini.
” Saye dah kurang lebih 5 tahun lah kerje ndulang timah ni.Dari buka sendiri sudah pernah,ikut orang sudah sering,sampailah sekarang kerje ndulang sendiri.Kalau mencari timah seperti ini (mendulang),kalau memang rezeki lebih,ada isi,dapat lah kurang lebih 3-4 kilo sehari.Itu kalau lagi ada timah.Tetapi kalau lagi tak ade timah,kais sana kais sini,cari 0,5 kilo saja payah.Itu pun lah bingung nak mencari kemana lagi.Itu pun kerje dari jam 09.00 pagi sampai jam 17.00 sore.Ya,seperti ini,berendam.Untuk bekal saje dah Rp. 50.000 sekali pergi kerje,aok.Itu dapat tak dapat lah (timah) tu.Pokok nye kalau lah melangkah dari rumah,Rp. 50.000 lah keluar lah tu.”Kata Giman kepada Selingga.com ketika di hampiri dilokasi nya mendulang di Tanah Putih desa Marok Kecil pada Senin (29/08) tadi.
Giman pun terkadang harus merasakan imbas dari sebuah aturan yang harus ditegakkan oleh aparat hukum.Penangkapan pelaku dan penampung timah beberapa waktu yang lalu pun,lelaki sederhana ini pun sempat kewalahan untuk menjual hasil timah dulangan nya.
” Kadang-kadang kalau lah gitu,susah pulak nak jual nye.Apalagi semenjak dari Polda (turun) dulu tu.Aok.Mereka merazia penampung,same juge merazia kite.Kite susah nak jual.Kadang kalau penampung tidak mengambil,kite nak jual ke siape.Kemarin terok bang,harga timah turun Rp. 65.000.Kalau sekarang kan harga nya Rp. 82.000-Rp. 85.000.Itu pun dulu (waktu razia),nak jual pun susah.Kadang terpaksa timah saya tukar dengan beras di kedai.Macam mana lah bang,kita mau makan.Untung lah ada orang kedai yang mau.Kalau orang kedai tak endak,tak tahu lah bang.Saye lah berape kali menukar timah dengan beras ke kedai,karena nak makan.Jadi kite kasi timah,kite tukarlah same barang-barang makanan.Itu pun sembunyi-sembunyi juge bang.”Papar Giman sambil tangan nya tetap mendulang pasir-pasir yang bercampur timah hari itu.
Terkait penambangan,Bupati Lingga ketika ditemui di hari yang sama, akan melakukan sharing dengan pihak Provinsi terkait dengan wewenang yang sekarang berada di pihak Provinsi tersebut.
” Itu akan kita diskusikan dan sharing ke pihak Provinsi.Karena sekarang yang handle tambang,kan Provinsi.Tetapi kita juga tidak boleh tinggal diam juga kan.Bukan berarti kewenangan ada di Provinsi,mereka (pihak Provinsi) semau nya saja.Karena kita yang berkepentingan di wilayah ini.”Kata Awe.(Im).