17 Agustus,17 Komentar Masyarakat Dabo Tentang Arti "Merdeka"

Singkep461 Views
banner 468x60

Selingga.com (16/08) Dabo.Hari kemerdekaan yang diperingati serentak di seluruh Indonesia pada 17 Agustus setiap tahun nya,terkadang tidak terlepas dari makna “kemerdekaan” itu sendiri bagi setiap masyarakat nya.
Banyak juga yang memandang kalau arti merdeka bukan lah sebatas lepas dari cengkraman kuku-kuku penjajah dari bangsa asing,tetapi juga dimaknai dari merdeka nya dari kemiskinan,kebodohan,penindasan dari segala aspek.
17 Agustus kali ini pun di warnai dengan 17 komentar masyarakat Dabo dari sudut pandang mereka tentang pengertian arti “merdeka” itu sendiri.

Camat Singkep, Kisan Jaya
Camat Singkep, Kisan Jaya

Kisan Jaya (Camat Singkep).”Kami sebagai ASN,dengan memperingati 17 Agustus ini,mungkin perlu ditingkat kan lagi rasa Nasionalisme nya.Karena kita melihat sudah semakin berkurang.Contoh nya saja hari ini (Selasa 16/08).Pak Camat minta untuk memasang bendera,masih banyak juga yang tidak memasang.Jangan anggap remeh masalah memasang bendera itu.Berarti rasa Nasionalisme kita berkurang dan perlu ditingkat kan lagi”.
Sutarman (Ketua Karang Taruna Hangkasturi)
Sutarman (Ketua Karang Taruna Hangkasturi)

Sutarman (Ketua Karang Taruna 014 Hangkasturi Sungai Lumpur). “Dengan kemerdekaan dapat menumbuhkan peran perjuangan oleh pemuda sebagai generasi masa depan, bangkit untuk menggali potensi dan mengembangkan kreatifitas pemuda menuju bangsa yang lebih baik, semangat pemuda menjadi jembatan perubahan bangsa dan negarayang memiliki ilmu untuk berkembang, peran karakter pemuda dapat memiliki kerja cerdas, keras dan ikhlas. Beri kesempatan pemuda-pemudi untuk menjadi peran leadership dalam pengembangan daerah ini. Pemuda bukan merasakan perjuangan sesaat untuk keperntingan kelompok bahkan pribadi tapi menjadi pemuda yang berjuang sebagai langkah perubahan lebih baik dari hari ini”.
Salas the Budjana (Seniman)
Salas the Budjana (Seniman)

Salas the Budjana (Seniman) “ape oq.Kadang bingung nak cakap ape.Kalau merdeka dari penjajah tu,sudah lah.Kalau selain itu belum lah.Saye cume terpikir masalah hiburan rakyat saja.Itu saja.Karena sebelum jadi Kabupaten,ini ada.Panjat pinang lah,malam nye ade band lah”.
Noa (Bengkel)
Noa (Bengkel)

Noa (Bengkel). “Entah bang.Tak sempat mikir arti merdeka.Abang tengok saja bengkel saya ni,sebentar lagi mau pindah.Tanah nya mau diambil tuannya.Jadi sekarang ini saya lagi mikir bengkel dulu bang.Mungkin secara ekonomi,saya ni belum merdeka lah bang”.
Tukini (penjual tempe di pasar sayur)
Tukini (penjual tempe di pasar sayur)

Tukini (penjual tempe di pasar sayur).”Saya ini merdeka lah.Saya lah ingat kisah-kisah 17 Agustus tu lagi.Saya pun tak tahu mau mengharap apa lagi dengan negara ini.Saya ini sekarang hanya mikir kerja.Kalau tak kerja,gak mangan”.
Muchtisar Zakaria (tukang becak)
Muchtisar Zakaria (tukang becak)

Muchtisar Zakaria (tukang becak).”Merdeka pun kite gitu-gitu juga.Tak merase apa-apa selama merdeka ini.Ape bende yang ade.Tetap lah biase-biase aje.Tak tahu lah tahun-tahun nanti nya”.
Heru (Bea Cukai)
Heru (Bea Cukai)

Heru (Bea Cukai).”Bagi saya seorang PNS,mardeka itu adalah gaji cukup,harga sembako terjangkau,kesejahteraan bisa kita rasakan”.
Noryani (Perawat)
Noryani (Perawat)

Noryani (Perawat).”Saya merasa merdeka.Terbebaslah dari penjajah,terjajah.Kalau dari segi ekonomi,belum merdeka lah”.
Briptu Febend Norman
Briptu Febend Norman

Briptu Febend Norman (Polisi).” Merdeka itu adalah kita dapat mengembangkan potensi diri yang positif dan dapat secara merdeka atau bebas untuk kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat”.
 Jolet (Air Isi Ulang ABA)
Jolet (Air Isi Ulang ABA)

Jolet (Air Isi Ulang ABA).”Kemerdekaan itu,untuk kemerdekaan bangsa indonesia memang lah betul sudah merdeka dari jaman dulu.Tetapi untuk kesejahteraan rakyat belum merata,belum merdeka semuanya.Apalagi di Lingga ini.Karena sekarang ini di Lingga betul-betuk sulit.Segala macamnya sulit.Orang-orang sekarang banyak yang kerja serabutan lah.Pembangunan pun sudah mulai berkurang.Harga getah pun lah turun.Jadi belum merdeka sepenuh nya”.
Sardi (Kades Suak Buaya)
Sardi (Kades Suak Buaya)

Sardi (Kades Suak Buaya).”Intinya semangat.Semangat dari pejuang terdahulu yang akan kita aplikasikan ke masa sekarang.Kita pun harus bisa ikut semangat seperti pejuang-pejuang terdahulu.Bukan lagi untuk berjuang (senjata),tetapi berjuang dengan membangun.Seperti kami juga yang akan berjuang untuk membangun desa kami”.
Dwi Retno Hesty Astuti (Imigrasi)
Dwi Retno Hesty Astuti (Imigrasi)

Dwi Retno Hesty Astuti (Imigrasi).”Selagi kita belum merdeka dari diri sendiri,kita gak akan bakal merasa merdeka.Dalam artian misal nya kita akan melakukan sesuatu,sementara terlalu banyak peraturan yang tidak masuk akal.Untuk sementara itu kita tidak akan merdeka.Apalagi banyak hal-hal yang tertahan untuk kita mengembangkan diri dari segi kreatifitas maupun dari segi pekerjaan”.
Akok (Pengusaha)
Akok (Pengusaha)

Akok (pengusaha) .”Kalau kita tengok,memang agak slow,tidak seperti biasanya (perayaan 17 Agustus kali ini-Red).Salah satu nya kalau saya nilai,salah satu faktor nya dari ekonomi kita.Pengaruh nya mungkin ada juga dari Pemerintahnya sendiri dengan adanya defisit ini.Dan juga dari masyarakatnya berupa kurang nya lapangan pekerjaan.Dan ini semua mungkin berpengaruh secara tidak langsung dengan semangat masyarakat nya dalam menyikapi hari atau arti dari kemerdekaan itu sendiri.Pada dasar nya kita ini merdeka.Cuma kalau kita mau berbuat,mungkin dipengaruhi juga dengan kemampuan seperti biaya.Seperti juga sekarang ini,biasanya kan suasananya meriah dengan ada nya permainan rakyat.Yang jelas nya ekonomi kita lah (yang harus merdeka).Itu juga mungkin pengaruh nya”.
Nurjali
Nurjali

Nurjali (wartawan).”Saya berbicara dari segi wartawan lah.Untuk kemerdekaan pers itu belum sepenuh nya di maklumi oleh bangsa.Contoh nya dengan beberapa kejadian di tanah air.Seperti kejadian kasus “Udin” di Jogja yang sampai sekarang belum terungkap.Kriminalisasi pers itu masih sering terjadi di Indonesia.Baru-baru ini juga dialami oleh wartawan salah salah satu station televisi swasta.Bahkan kejadiannya oleh aparatur Pemerintah sendiri,orang yang tahu jalur,orang yang ngerti di bidang itu.Arti nya pers itu belum sepenuhnya merdeka.Dan kemerdekaan bangsa ini juga tidak terlepas dari peran media.Dan di demokrasi sendiri,di pilar ke-4 nya sudah jelas.
Sugeng Fitri Aji
Sugeng Fitri Aji

Sugeng Fitri Aji (Guru Agama).”Dirgahayu Indonesiaku, Tanah Airku ke 71 Tahun .Semarak kemerdekaan sudah membumi di tanah pertiwi ini.Kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan hak setiap individu.Dalam moment perayaan tahun ini, makna kemerdekaan Menurut saya adalah sebagai puncak aktualisasi diri dalam mengisi perjuangan dari seluruh pejuangan panjang Indonesia dengan hal-hal yang positif dengan asas keadilan serta kebenaran (sesuai UU dan norma agama-sosial yang berlaku). Dalam artian bahwa kita harus bebas dari seluruh belenggu penjajahan (pikiran, jiwa, dan raga). Ini menjadi penting, karena mulai hari ini Kita harus bebas berkarya-positif, hidup layak-sejahtera dan yang paling penting mendapatkan pendidikan bermutu dan manusiawi, karena dengan pendidikan yang baik dan manusiawi maka kita dapat mengaktualisasikan potensi diri secara penuh, sehingga mampu mengisi kemerdekaan dengan cerdas sebagai bangsa Indonesia di tengah era globasasi dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Sophian
Sophian

Sophian (Jasa Raharja).”Sungguh bermakna,!! Karna org org dulu telah berjuang untuk kita. Terime kasih Pahlawan. Merdeka!!!!”.
Ferdian Rachmad
Ferdian Rachmad

Ferdian Rachmad.”Merdeka didalam hati yang mengenal diri, berlari tanpa kekangan kaki”.
Neko Wesha Pawelloy
Neko Wesha Pawelloy

Di luar dari konteks “kemerdekaan”, moment 71 tahun kemerdekaan kali ini, pihak komisi I DPRD Lingga melalui Ketua nya Neko Wesha Pawelloy mengharapkan dan juga mengajak segenap masyarakat Lingga agar tetap mempunyai semangat dalam membangun.
” Di hari kemerdekaan yang ke-71 ini,kami di Komisi I DPRD Lingga mengajak seluruh masyarakat Lingga untuk bersama-sama dengan penuh rasa perjuangan membangun Indonesia dan Lingga khusus nya.Dan mari bersama saling memberikan masukan dan saran untuk Lingga yang tercinta.Sudah waktu nya kepada pemuda-pemudi Lingga untuk berkarya menggoreskan cita-cita kedepan nya dan juga mencapai impian tampa batas.Lepaskan genggaman dan kibarkanlah merah-putih.Garuda selalu ada di dalam dadaku.Jaya lah Indonesia dan majulah Lingga yang terbilang.”Kata Neko Wesha Pawelloy.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   "Jembalang" Akan Sikapi "Ketiadaan Anggaran" Pemekaran Inhil Utara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *