Air bersih masih mencekik warga Suak Buaya

Lingga598 Views
banner 468x60

Selingga.com (25/01) Posek.Air bersih masih menjadi sesuatu yang mahal dan berharga sampai saat ini bagi masyarakat yang mendiami pulau-pulau kecil sekitar Kecamatan Posek.Bahkan untuk air minum,masyarakat harus merogoh kocek nya Rp. 20.000- Rp. 30.000 per drum nya.
” Kita kalau mau ambil air minum,pakai pompong lah bang,atau sampan.Kalau perigi yang biasa masyarakat mengambil air minum seperti perigi ini lah.Ini nama nya perigi Sage bang.Selain disini ada juga perigi Kebon,Perigi Paye dan Sungai Penyu.Didarat ada juga perigi,tetapi harus jalan kaki.Itu pun jauh bang.Namanya perigi Sebangka bang.Kalau air untuk mandi atau cuci baju,satu drum nya dijual orang sekitar Rp. 20.000-Rp. 25.000 bang.Kalau air minum perdrum nya Rp. 20.000 – Rp. 30.000 bang.Tergantung jauh dekat nya.”Kata Supri,salah seorang warga Suak Buaya kepada Selingga.com ketika ditemui sedang mengambil air minum di perigi Sage Desa Suak Buaya pada Senin (23/01) lalu.
Sardi selaku Kepala Desa Suak Buaya,di hari yang sama,membenarkan tentang masih minim nya ketersediaan air bersih buat masyarakat didesanya.

Lokasi pengambilan air bersih
Lokasi pengambilan air bersih

” Kalau menyangkut permasalahan air bersih di desa Suak Buaya,memang menjadi prioritas utama kita buat masyarakat.Memang kendala kita,karena Suak Buaya ini merupakan daerah pulau.Dan sumber air mengalir itu tidak ada disini.Jadi yang ada sekarang ini,sumur-sumur atau perigi.Cuma kalau sumur kan,terbatas juga ada nya.Cuma diwilayah-wilayah tertentu saja.Ada wilayah di RT yang tidak bisa di buatkan sumur,karena tidak terdapat sumber mata air.Jadi masyarakat kalau mau mengambil air minum harus berjalan jauh.Maka nya ini menjadi prioritas utama pihak desa untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.”Kata Sardi.
Ketika disinggung keberadaan untuk sumur bor,Sardi mengatakan kalau hal tersebut tidak bisa diterapkan diwilayah nya,karena dikawatirkan tidak berfungsi maksimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih didesa nya.
Lokasi pengambilan air bersih
Lokasi pengambilan air bersih

” Pernah juga ada usulan dalam musyawarah bersama masyarakat untuk membangun semacam sumur bor ini.Saya selaku pimpinan didesa ini,perlu mempertimbangkan nya secara matang.Karena kita lihat ada beberapa desa yang menganggarkan kegiatan sumur bor,tetapi tidak berjalan.”Ungkap Kades Suak Buaya ini.
Sardi menambahkan juga,kalau pihak nya sedang berusaha mencari sumber mata air yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih buat warga nya.
IMG_20170123_111538
” Sekarang ini kita sedang mencari satu model untuk mengatasi akan kebutuhan air buat masyarakat.Kita akan cari sumber air atau semacam waduk di daerah kita.Dan sudah kita temukan.Cuma sekarang ini,lokasi nya lumayan jauh dari pemukiman masyarakat.Hampir sekitar 2 kilo.Lokasi nya sekitar kantor desa.Dan luas nya sekitar 1 hektar.Cuma masih dalam kondisi semak belukar.Tentu nya butuh anggaran besar.Butuh kontruksi dan perencanaan yang matang betul.Kita hitung dulu,kontruksi nya seperti apa.Instalasi pemasangan pipanya,mesin nya.Mampu atau tidak dana ADD yang menghandle ini.Kalau tidak mampu,kita akan usulkan ke Pemkab.Sebenar nya sudah kita usulkan ke Pemkab,cuma belum ada respon.Mungkin karena defisit anggaran.Namun masyarakat sudah mendesak akan kebutuhan air bersih ini.”Papar Sardi.
Perigi yang pernah di bangun pada tahun 2007
Perigi yang pernah di bangun pada tahun 2007

Sebelumnya,Desa Suak Buaya sudah mendapatkan bantuan air bersih,namun sejauh ini tidak berjalan.
” Seperti tahun 2007 yang pernah di bantu oleh Pemkab berupa pembagunan air bersih.Cuma tidak bisa berjalan.Ini sumur perigi,dibikin instalasi penyaringan nya.Cuma tidak berjalan karena mungkin terbatas debet air nya.Dan pernah kita usulkan pada musrembang tingkat Kecamatan,untuk pembangunan air bersih di desa Suak Buaya.”Kata Sardi kepada Selingga.com.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   Ghani Atan Leman lihat "Rumah Produksi belum layak",berharap APBD murni dibangun yang layak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *