Selingga.com (07/08) Dabo. Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi Golkar Dapil Kepri, H. Ansar Ahmad, melakukan reses di Gedung Nasional, Dabo, Kabupaten Lingga pada Jumat (07/08) tadi. Ansar Ahmad mengatakan kalau dalam jalannya reses saat itu, dirinya sudah menjaring aspirasi yang ada.
“Tadi kita sudah serap aspirasi masyarakat semuanya. Karena saya dibatasi oleh bidang juga, kalau saya, kan di bidang Komisi V, lebih banyak ke infrastrukturnya. Di mana nantinya kalau ada diskusi-diskusi masyarakat yang membutuhkan infrastruktur penting, strategis, dan besar, itu harus kita dorong melalui pemerintah pusat,” kata Ansar Ahmad.
Namun, untuk aspirasi yang tidak sesuai dengan bidangnya, Ansar Ahmad akan mendorongnya melalui lintas komisi yang ada di DPR-RI.
“Tetapi mana yang nanti urusannya dengan komisi lain, kalau itu penting, kita akan dorong melalui komisi itu. Contohnya seperti prioritas saya, mana daerah-daerah yang air bersihnya masih terbatas, mana daerah yang listriknya hanya sampai 12 jam, akan kita dorong. Malahan yang non-infrastruktur akan kita bantu karena kita ada lintas komisinya,” kata Ansar Ahmad.
Disinggung hal yang mendesak untuk Kabupaten Lingga, Ansar Ahmad mengatakan kalau infrastruktur dasar berupa jalan dan dermaga dinilai hal yang mendesak untuk saat ini.
“Ya, infrastruktur dasarnya masih banyak. Jalan-jalan penghubung, kemudian masih ada dermaga-dermaga. Kemarin di Senayang, pontonnya yang sudah sebegitu parah. Kemudian juga untuk jaringan internet,” kata Ansar Ahmad.
Namun, Ansar Ahmad menambahkan kalau hal tersebut, harus diinventariskan semuanya untuk kemudian diurus ke pusat.
“Saya pikir ini perjuangannya tidak bisa satu-satu wilayah. Kalau nantinya diizinkan Allah kita jadi gubernur, akan kita inventariskan semua. Kita mesti uruskan semuanya ke pusat. Kalau pulau-pulau yang tidak ada listrik, PLN tidak sanggup beli mesinnya, kita akan sediakan mesinnya melalui pemprov, kita KSO kan sama mereka, seperti yang dulu kita lakukan di Bintan. Mesinnya dari kita, mereka yang kelola, termasuk minyak dan lainnya. Itu juga merupakan keluhan PLN karena terbatasnya anggaran mereka. Kalau yang hanya hidup 12 jam, kita doronglah supaya 24 jam,” jelas Ansar Ahmad. (Im).