Selingga.com (08/04) Dabo. Sebelumnya Yanuar (33) tidak pernah terpikir untuk bersentuhan langsung dengan panggung politik dan ikut serta didalam salahsatu parpol yang ada. Kariernya di Kementerian Pertanian sebagai Mitra Tani yang menangani 32 desa se – Kabupaten Lingga sebelumnya, telahpun dijalani Yanuar selama 7 tahun belakangan ini. Namun laki-laki kelahiran 10 Januari 1986 itu, akhirnya berlabuh di Partai Nasdem dengan ikut serta menjadi salah satu caleg didalamnya.
“Saya diminta untuk ikut bergabung dalam Partai Nasdem dan saya telah mempertimbangkannya dalam waktu yang panjang. Karena saya harus meninggalkan pekerjaan yang telah saya jalani selama 7 tahun. Sudah banyak hal yang saya buat selama itu,” kata Yanuar dalam kampanye dialogis pada Minggu (07/04) malam tadi di Sekop Laut Kecamatan Singkep Kabupaten Lingga.
Sosok muda yang menyandang S1 untuk Sarjana Teknik di Jogjakarta itu, menepis tentang keraguan yang ditujukan pada dirinya, terkait usianya saat ini.
“Saya bercerita bukan untuk membanggakan diri atau untuk riya’, tetapi untuk menepis bahasa bahwa ‘Yanuar’ ini masih muda, apa yang bisa diandalkan. Yanuar ini belum punya apa-apa, tak punya duit, masih muda, siapa yang kenal dia. Saya berpolitik bukan sebagai ‘kutu loncat’, bukan pada hari ini saja. Saya berpolitik dari kuliah dan terbukti mampu menjadi ketua disetiap organisasi yang saya ikuti,” kata Yanuar.
Caleg dari Partai Nasdem dengan nomor urut – 7 ini juga menambahkan, kalau saat ini banyak pihak lebih melihat ‘siapa yang menyampaikan’, bukan ‘apa yang disampaikan’.
“Sekarang ini terkadang orang sering melihat ‘siapa yang menyampaikan’, bukan ‘apa yang disampaikan’, barulah didengar. Tetapi kalau yang menyampaikan saran dan pendapat itu hanyalah masyarakat biasa, paling-paling ditanya, ‘awak siapa?’,” kata Yanuar.
Dalam kampanye dialogis itu juga, Yanuar yang juga tercatat sebagai Ketua KNPI Kecamatan Singkep Selatan ini mengatakan, kalau pembangunan tidak hanya dari segi pisiknya saja, tetapi juga dari segi manusianya.
“Membangun itu bukan hanya membangun jalan, bukan hanya adanya parit, bukan juga hanya membuat megahnya masjid, tetapi juga membangun manusianya. Begitu juga dari segi pendidikannya dikampung ini, apakah masih ada anak-anak kita yang tidak mampu untuk bersekolah, anak-anak kita yang putus sekolah. Kita pertanyakan pendidikan mereka. Kemudian dari segi kesehatannya, bagaimana dengan kesehatan yang ada di kampung ini,” kata Yanuar.
Diakhir kampanye dialogisnya, Yanuar meminta yang hadir untuk tetap saling menghormati antar sesama.
“Visi misi saya adalah menjadi insan yang beradab. Kenapa saya bilang ‘beradab’ ?, karena dengan beradab, kita menghormati orang-orang yang kita jumpai. Terkadang sekarang ini, kita sama sendiri jarang untuk bertegur sapa,” kata Yanuar saat itu.(Im).