Selingga.com (22/06) Bakong. Saat ini Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat tidak hanya dikenal dengan gudang nya penghasil kapal kayu dan raja nya kelong ikan bilis yang mencapai jumlah 200-an yang betebaran dilautnya,tetapi saat ini Bakong lebih dihebohkan lagi dengan jarang ngantor nya Kepala Desa mereka,Sapiudin.
Perjanjian awal dengan masyarakat diatas materai Rp.6000 ketika sebelum menjabat menjadi kades pun,tidak menjamin Sapiudin untuk betah di desa yang terdapat sumur “Hang Tuah” tersebut. Kantor desa yang ada pun kosong melompong,ketika disinggahi oleh Selingga.com saat jam kerja pada Rabu (22/06) tadi. Pada hari yang sama,hal senada pun meluncur dari penuturan salah seorang warga,Herman kepada pihak media seusai mengunjungi kantor desa Bakong.
” Memang beginilah bang keadaan nya. Bahkan dulunya ada perjanjian yang bermaterai Rp.6.000 atas ketersediaan Kades untuk menetap disini kalau seandainya masyarakat memilih dia. Jadi kalau terpilih,dia akan tinggal disini. Kalau begini,macam mana masyarakat mau memilih dia lagi. Jadi kami kalau mau minta tanda tangan dia,bekejar lah. Kalau lapor pak Camat pun,percuma juga. Termasuk juga masalah pembangunan gedung serba guna yang dikerjakan dari tahun 2015 dulu,tetapi belum siap-siap juga sampai sekarang ini. Kalau di tanya,kades nya bilang ” ini betahap pada tahun 2016 ini”. Kalau anggarannya memang bertahap,bertahap lah. Seperti mungkin untuk pelabuhan sekian meter untuk tahun ini dan sekian meter untuk tahun depannya. Pembangunan yang ada pun tidak ada papan planknya. Sampai lah kalau untuj pengertian terhadap masyarakat pun jarang ada. Seperti acara pernikahan di kampung ini pun jarang ada di tempat. Pokok nya kalau yang gitu-gitu (bermasyarakat),jarang lah.”Kata Herman.
Salah seorang masyarakat yang ada disana pun menimpali,kalau lapor ke Pak Camat (Siswadi) pun percuma juga.
” Percuma juga bang kalau kita lapor ke pak Camat. Sama seperti kita ngomong dengan tiang listrik. Ini kan anak emas nya pak Camat.”Kata warga yang tidak mau dipublikasi kan nama nya.
Seoran warga ditepi jalan saat pulang dari melihat langsung kantor desa pun berteriak dari jauh kepada pihak media.
” Nak di palang (disegel) saja pak. Bagus nya disini pakai Kepala Suku saja pak.”Kata nya setengah berteriak.
Orpandi selaku anggota BPD yang sempat dijumpai membenarkan juga permasalahan yang ada.
” Kalau tentang pak Kades ini,saya jujur saja,jarang memang ditempat. Kalau dalam satu bulan tu,kadang-kadang mau mencari seminggu disini,susah. Dari pertama dulu,adalah masuknya. Kadang-kadang tidak penuh. Tetapi adalah masuk. Kalau mase ni,jarang nampak. Entah lah die tu. Kalau kite banyak komen,banyak protes,ade pulak pembela die di belakang. Ini yang susah. Kalau kami pihak BPD mau masuk kantor,sekali-sekali disuruh di kantor die,nanti sekali-sekali disuruh (ngantor) di kantor BPD lama. Makanya kami bingung. Sebenar nya mereka tu harus terbuka,jangan sembunyi-sembunyi.”Papar Orpandi.(Im).
Pemberitaan pro rakyat/masyarakat harus selalu di ekspos ke media…agar pemimpin diatas lebih peka
Komentar:
untuk bupati lingga macam mane tu jalan tg’baru jgn di garap gt aja cume bken PHP masyarakat desa bakong aj! Saye kecewe dgn smue tu. Troz kjlasan card garda yg di bagi satu hari sblm pmilihan yg di sbar oleh relawam aw, brname, rudy candra. Itu ap pungsi’y dan bse di pakai untk ap? Jgn lmpr batu smbunyi tngan. #TANGUNGJAWABLAHWAHAIPEMIMPIN.