Selingga.com (03/01) Batam. Menggandeng Rumahitam Batam Berpuisi (RBB), sastrawan dan budayawan Kepri, Rida K Liamsi, menggelar “Panggung Puisi Akhir Tahun”, pada Sabtu (30/12) malam lalu di de’patros, Batam. Puluhan penyair se-Kepri hadir dan ikut “memanaskan” suasana malam itu dengan penampilan pembacaan puisi. Acara panggung puisi tersebut digelar untuk melahirkan spirit baru bagi penyair yang ada dalam melahirkan karya-karya puisi nantinya.
“Malam ini sengaja saya mengajak teman-teman di sini untuk menyelenggarakan acara ini. Teman-teman di RBB ini, punya tradisi sekali sebulan untuk baca puisi dan mengundang teman-teman sebagai teraju utamanya. Tapi karena malam ini berkaitan dengan “Menyongsong 2020″, kita buat di de’patros. Ini kali keduanya saya memakai de’patros untuk tempat membaca puisi. Beberapa tahun yang lalu, pada HUT Batam Pos, kita juga mengadakannya di sini. Kita berharap di tahun 2020, kita punya spirit yang baru, semangat yang baru, dan semakin sungguh-sungguh untuk menulis puisi,” kata Rida K Liamsi dalam sambutannya saat itu.
Rida K Liamsi juga mengatakan kalau belumlah sempurna seorang penyair kalau belum memiliki sebuah buku puisi.
“Belumlah sempurna kita sebagai seorang penyair kalaulah kita belum mempunyai sebuah buku puisi. Sekurang-kurangnya satu buku puisi seumur hidup kita, harus ada. Untuk menunjukkan kita serius menjadi seorang penyair,” kata Rida K Liamsi.
Selain penyair dari Tanjungpinang dan Batam sebagai tuan rumah malam itu, panggung puisi dengan tema “Kami Menunggumu dengan Puisi” tersebut, menghadirkan juga penyair dari Tanjung Balai Karimun dan Lingga. Selain itu, sebagai teraju utamanya, panitia kegiatan menghadirkan penyair dari Bandung, Jawa Barat, Ratna Ayu Budhiarti.
Dari Lingga sendiri, “Komunitas Sastra Dilaut” ikut ambil bagian di antara penyair-penyair ternama di Kepri itu. Komunitas yang baru terbentuk dan didominasi para pelajar di Dabo itu, menjadikan ajang “Panggung Puisi Akhir Tahun” tersebut sebagai panggung buat mencari pengalaman bagi anggotanya.
“Alhamdulillah, kami dari “Komunitas Sastra Dilaut” bisa tampil di “Panggung Puisi Akhir Tahun” ini. Ini sesuatu yang luar biasa. Terima kasih buat Pak Rida K Liamsi dan pihak panitia yang telah memberikan kami laluan untuk ikut di acara ini. Sebelumnya, kami juga diberi kesempatan oleh Wawako Batam, Amsakar Achmad untuk tampil di acara Kenduri Seni Melayu Batam 2019 tadi dan juga Kadis Kebudayaan Lingga, M. Ishak, pada acara Tamadun lalu. Semuanya itu sangat bermanfaat bagi kami, terutama anak-anak pelajar yang tergabung di Komunitas Sastra Dilaut ini. Semoga bisa menambah minat anak-anak terhadap puisi,” kata ketua Komunitas Sastra Dilaut, Ayoe Sri Wahyuni kepada Selingga.com, pada Jum’at (03/01) tadi di Dabo.
Ayoe yang tampil berkolaborasi bersama Romo Paschal dengan membawakan puisi “Selancang Kuning” saat itu mengatakan kalau mereka menjadikan setiap penampilan sebagai ajang pemantapan mental dan pengembangan para anggotanya.
“Memang setiap kali penampilan, itu kami jadikan sebagai bagian dari latihan pemantapan mental anak-anak Komunitas Sastra Dilaut. Biasanya setelah tampil, kita akan diskusikan sejauh apa pencapaian yang didapat oleh anggota komunitas. Di Komunitas Sastra Dilaut ini, kami juga dibantu oleh para pembina yang terdiri dari Romo Paschal, Jefi Candra, Syaufi Anuar, Amir, Padlam, Ronny Kurniawan, dan Alang Dilaut. Para pembina akan ikut memberikan masukan dan arahan sebelum dan sesudah pementasan, begitu juga untuk latihan rutin. Ini sangat membantu anak-anak yang tergabung di Komunitas Sastra Dilaut,” terang Ayoe.
Selain itu, Ketua Komunitas Sastra Dilaut ini juga menambahkan kalau penampilan dari beberapa penyair malam itu dapat menjadi referensi tersendiri bagi anggota-anggotanya.
“Setiap kita mengikuti pementasan, biasanya akan didokumentasikan beberapa penampilan yang ada. Nanti dari video-video tersebut, kita akan bahas dan evaluasi bersama-sama. Setidaknya bagi anak-anak yang ikut tampil atau yang tidak sempat ikut tampil, dapat mengambil pembelajaran dari tampilan-tampilan yang ada. Seperti saat malam itu, kita melihat tampilan penyair seperti Pak Amsakar Achmad, Pak Husnizar Hood, Bang Teja Alhad, Pak Candra Ibrahim, Bunda Rahmanidar Syafei, Ratna Ayu Budhiarti dari Bandung, Muslim Azoumy dari Karimun, Sudirman Albatamy dan beberapa penyair lainnya,” kata Ayoe.
Jalannya “Panggung Puisi Akhir Tahun” malam itu, dari Komunitas Sastra Dilaut menghadirkan kolaborasi Asterela dan Indah dengan membawakan puisi “Berdarah” miliknya Sutardji Coulzum Bachri, Syaufi Anuar dengan puisinya “Secebis tentang Azam Terbilang”, kolaborasi Ayoe dan Romo Paschal dengan puisi “Selancang Kuning”, dan Alang Dilaut yang membawakan puisi miliknya Rida K Liamsi yang berjudul “Dayangku Laut”. (Im).