Selingga.com (03/05). Selayar. Sesuai kalender Pendiidikan, bahwa pengumuman Kelulusan SMA/SMK/MA se-derajat jatuh pada tanggal 3 Mei 2018. Dalam perayaan menyambut kelulusan berbagai aksi dan cara dilakukan oleh peserta didik di Seluruh Nusantara. Sebagian peserta didik merayakan kelulusannya dengan konvoi motor dan corat coret baju. Tapi, lain dari yang lain peserta didik SMA Negeri 3 Lingga – Kepulauan Riau, memilih merayakan kelulusan dengan do’a bersama dan sujud syukur di lapangan Sekolah.
Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Lingga Drs. Ravion Hendri mengatakan, sujud syukur dilakukan sebagai rasa syukur karena peserta didik kelas XII telah melalui proses perjuangan panjang selama menempuh ujian kelulusan.
ini bentuk rasa syukur karena peserta didik lulus setelah melalui proses panjang yang telah ditempuh selama di Sekolah, kita merayakan boleh aja tapi dengan cara-cara yang santun dan beretika. ungkap Ravion
Hal senada juga disampaikan oleh Kapolsubsektor Penuba Brigadir Yondrialis mengatakan, agar diharapkan merayakan kelulusan Ujian Nasional tidak melakukan konvoi dan coret-coret baju, karena kurang beretika dan tidak mencerminkan seorang yang terdidik.
“saya kira, cara berdo’a bersama dan sujud syukur ini cara yang terbaik dan bisa menjadi panutan bagi sekolah-sekolah lainnya, khususnya di Kabupaten Lingga.” tutur Yondrialis
Pelaksanaan do’a bersama dan sujud syukur di lapangan sekolah ini langsung di bimbing oleh pembina Rohani Islam (ROHIS) SMA Negeri 3 Lingga Sugeng Fitri Aji, M.Pd.I. khusus peserta didik yang beragama Islam dan yang beragama Budha melakuka do’a dan bersyukur sesuai kepercayaannya masing-masing. Wujud syukur, bukanlah pesta pora yang tiada arti, tetapi syukur yang sesungguhnya adalah meningkatkan kualitas diri dengan bekal ilmu yang telah dimiliki.
Siapa pun yang bersyukur pasti akan diberi nikmat yang lebih baik sedangkan apabila kufur atau tidak mensyukuri nikmat maka tunggulah azab-Nya yang amat pedih, tambah Sugeng.
Menurut salah satu peserta didik SMA Negeri 3 Lingga Nurul mengatakan Lulus SMA itu bukan masa akhir pendidikan, justru menjadi awal untuk ke jenjang yang lebih tinggi dan peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kami, lanjutnya, sepakat tidak akan melakukan hal yang bersifat hura-hura karena hanya merugikan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik, baju kami yang sudah tidak terpakai disumbangkan ke adik kelas, Apalagi kita tau sama-sama daerah melayu khususnya Lingga ini kan kental sekali religiusitas Islamnya, tentu saja kita sebagai generasi penerus harus melakukan praktik-praktiknya juga yang Islami. tutur Nurul saat setelah melakukan do’a bersama dan sujud syukur.
Kegiatan do’a bersama dan sujud syukur ini adalah inisiatif dari para dewan guru yang bekerjasama dengan kapolsubsektor penuba atas hasil kelulusan 100% serta prestasi yang meningkat karena, salah satu siswinya pada jurusan IPS se-Kabupaten Lingga tingkat SMA, yaitu Viny Violita meraih peringkat urutan 3 (tiga) di Kabupaten Lingga.(Red)