Selingga.com (21/02) Dabo. Akses jalan yang masih belum bisa dikatakan memadai, dan jarak sekolah yang jauh, seakan memang menjadi tantangan tersendiri buat anak-anak Sekolah Dasar di Desa Resang Kecamatan Singkep Selatan dalam menunaikan hak mereka buat meraih pendidikan. Jarak tiga kilometer pun seakan menjadi menjadi rutinitas yang harus mereka lewati dengan berjalan kaki.
Pemandangan tersebut rupanya memberikan arti tersendiri buat Mariono (33). Warga Desa Resang dengan 2 orang anak ini pun, memodifikasi sedikit mobil pick – up miliknya, dengan menambahkan terpal dibelakang nya. Dan jadilah transportasi angkut ‘darurat’ buat anak-anak sekolah di kampungnya itu.
“Sebelumnya saya lihat anak-anak sekolah, setiap paginya banyak yang jalan kaki. Jadi saya terpikir pulak, kalau setiap paginya seperti ini, biarlah saya siapkan mobil pick – up saya untuk mengantarkan ke sekolah. Jalankan sajalah untuk anak-anak. Dan ini sudah berjalan hampir satu tahun lah pak. Jarak kesekolah lumayan jauh pak, ada sekitar 3 kilometer lebih,” kata Mariono kepada pihak media, ketika ditemui dijalan Desa Resang pada Kamis (21/02) tadi.
Laki-laki dengan perawakan sedang ini mengaku, kalau dirinya hanya memungut Rp. 1000 untuk membantu biaya minyak mobilnya.
“Saya antar sampai ke ujung lah pak. Antar sampai di depan rumah anak-anak lah. Ongkosnye Rp. 1000 lah pak. Ya kalau dihitung-hitung, terkadang ada juga nombok pak. Tetapi kalau untuk minyak mobil, cukuplah pak, itu pun karena pakai minyak solar. Kalau pakai minyak bensin, tak cukup pak,” kata Mariono yang sehari-harinya dibantu temannya dalam mengantar – jemput anak sekolah itu.(Im).