Tanaman Langka, Kruing Minyak Mulai Punah Di Hutan Gunung Daik

Lingga567 Views
banner 468x60

Selingga.com (10/10) Daik.Pulau Lingga Sebagai salah satu tempat yang terlintasi garis equator, hutan
Hujan tropis Pulau Lingga di dominasi oleh tumbuhan Dipterocarpaceae (Tumbuhan penciri khas Tropis). Hutan Lindung Gunung Daik di Pulau Lingga ternyata memiliki keaneka ragaman hayati atau sering disebut Bioversitas. Bahkan Menurut kajian pada tahun 2013 ( Jonotoro, Wijanarko, Wijaya) Hutan tersebut dapat dikategorikan sebagai Megabiodiversity, yang keaneka ragaman jenisnya dihitung menurut indeks Shannon and Wienner keragaman hayati tersebut mempunyai nilai 4,2 + untuk semua tingkat pertumbuhan ( semai, pancang, tiang dan pohon).
Hutan lindung Gunung Daik merupakan sumber provenan benih dan plasma nutfah jenis-jenis Endemik (Endangered / Critically Endangered) menurut badan konservasi Dunia (International Union Conservation of Nature/IUCN), CITES dan Undang-Undang Konservasi. Mengingat populasi jenis-jenis tertentu semakin hari semakin berkurang di alam bahkan beberapa sudah nyaris punah, maka KePAL Lingga bersempena dengan Hari Lingkungan hidup Sedunia mengadakan kegiatan Penanaman Pengkayaan kembali (Enrichment Planting) terhadap jenis-jenis tersebut.

Dipterocarpuscostulatus/Kruing Minyak
Dipterocarpuscostulatus/Kruing Minyak

Menurut penilitian P.S.Ashton, Burgess, Newman dan Whitemore Pulau Sumatera Memiliki sebaran Dipterocarpaceae yang sangat beragam tersebar dari Pegunungan Leuser di Aceh sampai ke tepian Selat Sunda di Lampung, keberagaman jenis tersebut ternyata 70% terwakili oleh Hutan Lindung gunung Daik sehingga dapat dikatakan Hutan Lindung Gunung Daik itulah cerminan besar Dipterocarpaceae yang ada di Pulau Sumatera.
Keragaman hayati hutan Lindung di Pulau Lingga tersebut harus tetap dipertahankan mengingat potensi luar biasa yang dapat dikembangkan sebagai pusat penelitian, potensi wisata alam, konservasi spesies flora dan juga sebagai paru-paru Dunia.
Dipterocarpuscostulatus atau dalam bahasa Melayu Lingga dikenal sebagai Kruing Minyak merupakan jenis pohon yang dapat berukuran besar. Tinggi dapat mencapai lebih dari 40 m, dengan batang bersilendris.
Badan Konservasi Dunia ( IUCN ) telah menetapkan jenis ini Critically Endangered / RED LIST pada tahun 2013. Kruing jenis ini berada diambang kepunahan dan dilindungi oleh Ratifikasi Hukum Internasional tentang spesies tumbuhan.
Kab. Lingga sebagai salah satu basis plasma nutfah bagi keragaman hayati tanaman khusus nya dari Dipterocarpaceae, secara perlahan mengalami degradasi genetik akibat dari aktifitas manusia ( pemukiman, perkebunan, pembangunan dll ).
KePAL eksis sejak tahun 2014 dan telah melakukan eksplorasi dan pendataan serta penanaman jenis yang dilindungi dari suku Dipterocarpaceae (Shorea Anisoptera Cotylelobium Dryobalops etc ). Eksplorasi pada tahun 2015, KePAL menemukan 1 batang indukan jenis Dipterocarpus costulatus di hutan DAS Setajam, Desa Kelumu Kec. Lingga dengan diameter sekitar 54 cm dan tinggi hampir mencapai 30 meter yang pada waktu itu sedang berbunga. Lokasi ditemukannya Dipterocarpus costulatus tersebut hanya 1 indukan, tanpa tiang atau pun pancang.
Awal Oktober 2016 KePAL kembali melihat kondisi terkini indukan jenis Dipterocarpus costulatus tersebut, namun sayangnya yang dijumpai hanya sisa-sisa kepingan papan seberan dan menyisakan hanya tunggul yang berjamur.
Sisa penebangan Dipterocarpuscostulatus/Kruing Minyak
Sisa penebangan Dipterocarpuscostulatus/Kruing Minyak

Terlebih menyedihkan lagi tatkala biji maupun semai anakan tidak dijumpai disekitar tumbuhan indukan. Bisa jadi hanyut oleh banjir ataupun hancur akibat proses penebangan itu sendiri.
Harapan KePAL untuk melakukan upaya penyelamatan jenis ini menjadi pupus, bisa jadi indukan ini menjadi tanaman terakhir dari jenisnya.
Sekiranya indukan tersebut memang yang terakhir,alangkahnya sayangnya salah satu aset Kab.Lingga kembali hilang karena kurang perdulinya Pemerintah beserta elemen masyarakatnya.(Ib/Red)

banner 325x300
Baca juga :   Puluhan Petugas Gabungan, Datangi Kantor Parpol di Dabo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *