Selingga.com (04/01) Dabo. Penerimaan pajak dari PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) di Lingga melebihi target untuk tahun 2019 tadi. Hal tersebut dikatakan Kepala Samsat Lingga, Raja Ghazali saat ditemui pihak media pada Sabtu (04/01) tadi di Dabo.
“Mulai dari 1 Januari 2019 tadi, alhamdulillah target kita tercapai. Dari target yang ditetapkan, khusus untuk PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) realisasinya kalau untuk pokok, itu sudah 100,46%. Berarti melebihi target. Kalau dari bea beli kendaraan bermotor, untuk BPNKB, ini agak tinggi, melebihi dari target yang ditetapkan. Realisasinya sudah mencapai 119,5%,” kata Raja Ghazali.
Namun, Raja Ghazali mengaku kalau untuk pajak Air Permukaan, pihaknya masih jauh dari target yang telah ditetapkan.
“Untuk pajak Air Permukaan, ini memang jauh dari target yang diharapkan. Realisasinya dari target yang ditetapkan, yaitu 7,55%. Memang, pajak Air Permukaan ini kendalanya untuk seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kepri, satupun sepertinya tidak mencapai target. Kalau di Lingga ini kita ada banyak potensi, tetapi yang rutin membayar itu hanya PDAM Kabupaten Lingga. Ada perusahaan-perusahaan tambang yang menggunakan Air Permukaan, kita masih melakukan pendekatan. Insya Allah di tahun depan, kita sudah ada penerimaanlah. Kalau untuk yang lain-lainnya, masih belum,” jelas Raja Ghazali.
Secara keseluruhan, Kepala Samsat Lingga ini mengatakan kalau dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, ada peningkatan.
“Kalau dibandingkan dengan tahun 2018, ada peningkatan karena target kita setiap tahunnya ada perubahan juga. Kalau tahun 2020 ini, untuk target tentu ada peningkatan. Nanti kita akan lihat di akhir tahun,” kata Raja Ghazali.
Disinggung kendala yang dihadapi, Raja Ghazali mengatakan kalau geografis daerah Lingga yang terdiri dari pulau-pulau menjadi kendala dalam mengejar wajib pajak yang ada.
“Kalau kendala di Kabupaten Lingga ini untuk mengejar wajib pajak, kesulitan kita itu kendaraan yang ada menyebar di semua pulau. Sementara rentang jarak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan untuk membayar pajak itu, kesulitannya di situ. Untuk mendapatkan pelayanan itu, biayanya lebih mahal. Tetapi kita sudah mulai buka di Daik. Di Daik pun seperti itu juga, ada desa-desa yang jauh dari Daik,” jelas Raja Ghazali.
Untuk mengantisipasi kendala tersebut, pihak Samsat Lingga melakukan Samsat Hunting.
“Kita ada Samsat Hunting yang memakai mobil. Itu sudah kita standby-kan di Daik. Saya juga menghubungi kepala desa yang berada di Daik dan Dabo. Khusus untuk Daik, saya sudah bicarakan dengan kepala desa, kalau ada masyarakat yang mau bayar, minumal 10 wajib pajak saja, kita jemput dan lakukan pembayaran di tempat,” kata Raja Ghazali.
Terakhir, Raja Ghazali mengimbau masyarakat wajib pajak agar sadar akan kewajibannya untuk membayar pajak.
“Kita berharap masyarakat sadar akan kewajibannya untuk melakukan pembayaran. Karena sudah menjadi resiko kita memiliki kendaraan, di situ memang ada dibebankan pada kita buat beban pajak yang harus kita bayarkan kepada negara. Memang tingkat kesadaran di sini masih rendah,” kata Raja Ghazali. (Im).