Selingga.com (01/06) Daik. Tarian kreasi ‘Cindai Menangis’ dengan penatanya Andri Pe Lesmana, telah mengantarkan Kecamatan Lingga melalui Sanggar Seni Pelangi nya, sebagai jawara pada Parade Tari Daerah Kabupaten Lingga Tahun 2019 tadi. Dengan mengantongi jumlah nilai 1000, Sanggar Seni Pelangi ini, berhak melenggang keatas podium sebagai juara pertama dalam kegiatan yang digelar dari tanggal 28 – 29 Juni 2019 di halaman Kantor Bupati Lingga, di Daik Lingga. Kegiatan Parade Tari tersebut juga sebagai rangkaian penutup kegiatan ‘Gema Idul Fitri’ yang dihelat selama 1 Minggu.
Sedangkan sanggar Seni Sang Setia yang mewakili Kecamatan Senayang, harus puas di posisi kedua, setelah sebelumnya membawakan tarian ‘Air Betuah (Air Jele ) Siluman Kera’ di parade tersebut. Tempat ketiga diraih oleh Sanggar Megat Syah Alam dari Kecamatan Lingga dengan tarian ‘Darah Putih’ nya dan diikuti oleh Sanggar Langgam Selatan dari Kecamatan Singkep di posisi keempat dengan mementaskan tarian ‘Batu bongkok’ di acara parade tari itu. Dewan juri yang ada terdiri dari Said Parman, Muhammad Zen dan Efi Martison.
“Para penari dan pemusik ini, merupakan para pejuang kebudayaan. Kita beri apresiasi kepada mereka, karena dari mereka lah, kebudayaan terus lestarikan, terpelihara dan berkembang. Saya salut dengan perkembangan seni, terutama seni tari kreasi di Kabupaten Lingga ini” kata Efi Martison, dalam realease yang di terima Selingga.com pada Senin (01/07) tadi.
Efi juga menambahkan, kalau tari tradisi juga harus diberi perhatian juga.
“Saya ingin berpesan kepada Pemkab Lingga melalui Disbud nya, selain tari kreasi, tari tradisi juga tetap harus diberi panggung. Selain itu juga, sanggar yg akan menjadi utusan Kabupaten Lingga di tingkat propinsi, harus terus dibekali lagi dengan perbaikan dan penyempurnaan. Karena di tingkat propinsi, persaingannnya tentu semakin ketat, kata Efi Martison.
Sedangkan M. Ishak selaku Kadis Kebudayaan Lingga, dalam sambutannya mengatakan kalau pihaknya akan mengusulkan ke Bupati Lingga, supaya dapat dialokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan tersebut pada tahun-tahun kedepannya.
“Saya sangat berterimaksih sekali kepada para camat yang telah bersusah payah mengutus sanggar sanggarnya, untuk mengikuti parade tari tahun ini. Saya tahu betul, betapa beban berat bagi para camat, karena belum tersedia anggaran untuk mendukung kegiatan parade. Karena itu, saya akan segera mengusulkan kepada Bapak Bupati (Bupati Lingga – red) secara tertulis, supaya di tahun mendatang bisa dialokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan parade tari ke masing masing kecamatan. Seperti dukungan dana untuk kegiatan pelaksanaan STQ/MRQ setiap tahunnya. Ini sangat beralasan, kegiatan parade tari ini merupakan kegiatan event tahunan yang dihelat setiap tahun,” kata M. Ishak.
Kadis Kebudayaan Lingga ini juga menanggapi pernyataan dari usulan Efi Martison sebelumnya.
“Kepada sanggar pemenang, saya ucapkan tahniah dan teruslah berlatih lebih maksimal lagi. Terkait dengan usulan dari salah satu juri yang menyarankn agar kedepannya tari tradisi juga perlu diberi panggung, hal itu sudah pernah dilakukaan beberapa tahun lalu. Ketika pelaksanaan Rampai Seni Budaya Melayu (RSBM), tari tradisi tidak pernah alpa dipertandingkan. Mudah-mudahan saja, anggaran di tahun mendatang untuk kegiatan itu tersedia,” kata M. Ishak.(Im).