Wisatawan Melaka Toreh Getah Sangking Mau Kunjungi Pulau Penyengat

Kepri520 Views
banner 468x60

Selingga.com (21/05) Penyengat. Daya tarik pulau yang telah dihadiahkan oleh Sultan Mahmud kepada Engku Putri Hamidah sebagaimana yang telah disebutkan dalam Tuhfat Al-Nafis karya dari Raja Ali Haji ini,memang telah melekat sebagai tempat sejarah yang menjadi salah satu tempat kunjungan para wisatawan.
Terlalu banyak nilai historis yang ada pada pulau tersebut,sehingga sudah menjadi pemandangan yang lumrah akan kedatangan para wisatawan. Apalagi pada moment hari-hari menjelang masuk nya bulan suci ramadhan. Salah satu wisatawan lokal Muslim Tambunan kepada Selingga.com pada Sabtu (21/05) lalu di Pulau Penyengat,mengatakan kepuasannya bisa sampai ke pulau dengan icon mesjid nya yang terkenal itu.

Muslim Tambunan
Muslim Tambunan

” Jujur saja,dari dulu lah keinginan saya mau sampai ke pulau penyengat ini. Hanya karena pekerjaan dan aktivitas saya di Dabo Singkep,baru lah hari ini dapat memijakkan kaki pada tanah yang bersejarah ini. Memang saya ini dilahirkan dan dibesarkan di tanah Batak,namun kalau untuk nama Penyengat ini,sudah sangat familiar sekali. Apa lagi istri saya memang orang Melayu. Dan sekarang pun saya tinggal di Dabo Singkep,daerah yang berbudaya melayu. Apa lagi tempat kami sekarang ini pun dikenal dengan nama “Bunda Tanah Melayu”. Biar pun saya tidak tahu banyak tentang sejarah Kepri ini,namun saya ingin menyampaikan kepada generasi-generasi baru sekarang ini untuk menjaga apa-apa yang telah menjadi peninggalan dan bagian dari sejarah itu. Karena tidak mungkin sejarah itu terulang lagi. Karena waktu nya sudah selesai.”Kata Tambunan yang fasih berbicara dengan dialek khas melayu kepulauan ini.
Tidak hanya wisatawan lokal,di tempat yang sama,Cik Rusli dan Cik Rusman,dua beradik wisatawan dari Singapore ini mengatakan kalau ke Pulau Penyengat sudah menjadi agenda rutin mereka.
” Kite pergi ke tempat makam yang tername kat sini lah. Pergi tengok keadaan kampung-kampung nye. Kite lah biase lah dengan name Pulau Penyengat ni. Bahkan 1 tahun sampai 2-3 kali lah kite sampai kat sini. Biase nye sebelum Ramadhan lah. Biase nye kite datang sekeluarge. Saat ni datang sekitar 19 orang lah. Kite selalu ramai pergi sekeluarge cam ni.”Kata Cik Rusman.
Hampir senada dengan adik nya,Cik Rusli pun mengetahui sedikit tentang sejarah Pulau Penyengat.
” Kite datang kat Penyengat ni memang selalu ramai. Kadang-kadang sampai 30 orang. Kalau name Penyengat ni,dah dahulu lah kite denga. Siket-siket tahu lah sejarah nye,Kepulauan Riau ni.”Kata Cik Rusli.
Wisatawan dari H.Nasir Miling Melaka,Malaysia pada kesempatan yang sama mengatakan kepada media ini,bahwa kalau pun dia sedang tidak berduit,dia rela untuk potong getah untuk sampai di Pulau Penyengat.
” Saye ni baru pertame kali datang kat sini. Saye tinggal kat Alor Gajah,Melake. Namun cita-cita nak datang kesini tu sudah lame. Tapi baru hari ni dapat pergi. Dah lame saye nak sampai sini. Kalau pun saye tak beduit,saye akan potong getah,lah dapat duit,baru saye akan kesini. Disini kalau saye tengok,sangat bagos. Disini dapat kite tengok lambang-lambang kebudayaan orang-orang sini. Seperti salah satu bangunan yang ade kat sini,same persis dengan bangunan yang ade di Melake. Same “peten” (bentuk) nye dengan rumah yang ade kat Melake,sampai bentuk tangge nye juge. Same.”Kata H.Nasir Miling.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   Romo Paschal, "Pendekar Kemanusiaan" Asal Dabo, Penyuka Puisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *