Selingga.com – (05/10).Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi rentan disalahgunakan oleh beberapa pihak. Selisih harga yang menggiurkan mungkin salah satu pemicu penyelewengan tersebut. Dalam Hal ini,Martin M Arif selaku Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Nasional Kabupaten Lingga angkat bicara terkait PT Petro Nusatama Sebangka selaku Agen Premium & Minyak Solar (APMS) untuk daerah Senayang.
” Hal ini sebelumnya telah kita suarakan.PT Petro Nusatama Sebangka ini selaku APMS Senayang mendapat jatah minyak solar bersubsidi 360 ton perbulan nya.Sedangkan rekom yang dikeluarkan oleh bagian Ekonomi sebanyak 65 rekom untuk Perikanan DKP Lingga. Kalau 1 rekom itu rata-rata untuk 2 drum perbulannya atau sekitar 400 liter,baru terpakai sebanyak 2.600 liter atau sebanyak 26 ton.Sisa nya kita tidak tau kemana bbm bersubsidi solar ini di habiskan. Apakah ada lari juga ke angkutan reguler seperti feri. Ini pun kita belum tau, kemudian untuk BBM bersubsidi minyak tanah, kalau keterangan dari Kabag Perekonomian Bapak Syafrizal mengatakan kalau untuk mitan mereka mengeluarkan sebanyak 7 rekom saja untuk 114 ton. Jadi diperkirakan untuk 1 rekom kurang lebih 15 drum. Kalau per drum nya 200 liter,berarti jumlah nya 3000 liter atau sebanyak 3 ton.Keseluruhannya untuk 7 rekom dikalikan rata-rata 3 ton,baru habis 21 ton. Sisa dari minyak nya kita tidak tau pergi kemana lagi. Kalau dibilang di kasikan kepangkalan-pangkalan yang ada,kenapa pangkalan-pangkalan yang ada tidak punya rekom. Info terakhir yang saya dengar,sekarang ini mereka banyak mengurus rekom.”Papar Martin M Arif.
Keterangan Dari Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Nasional Kabupaten Lingga ini sesuai seperti yang disampaikan oleh Kabag Perekonomian Kabupaten Lingga yang mengatakan kalau saat ini banyak yang mengurus rekom ketika di konfirmasi pada Selasa (06/10) melalui telepon selular.
” Kita terakhir ini banyak yang mengurus rekom. Untuk rekom minyak solar sudah bertambah menjadi 78 rekom. Sedangkan untuk mitan sekitar belasan rekom.Itu pun ada yang baru mengurus dalam minggu-minggu ini.Jadi memang tak masuk akal,sedangkan minyak banyak.”Kata Syafrizal.
Santo selaku Direktur PT Petro Nusatama Sebangka tidak mau berkomentar terkait Hal ini. Ketika di hubungi melalui telepon selular,Santo tidak menjawab.Pesan singkat pun tidak di balas. Martin M Arif pun menambahkan kalau Santo ini hanyalah seseorang yang didudukan di perusahaan tersebut. Bos sebenarnya adalah Akok yang tinggal di Tanjung Pinang dan sesekali turun ke Senayang ketika minyak masuk.(Im).