Selingga.com (16/03) Daik.Balai Wilayah Sungai Sumatera IV menemukan penyebab keruhnya bendungan baru Air Gemuruh Dabosingkep, Kabupaten Lingga, akibat erosi dan longsor pada bagian hulu aliran sungai.
Lukman, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Air Tanah dan Air Baku di Balai Wilayah Sungai Sumatera IV mengatakan, longsor tersebut jatuh ke aliran sungai dan mengakibatkan material sedimen terbawa air hingga masuk ke bendungan tersebut.
“Kami sudah cek ke lapangan langsung, bahwa terjadi runtuhan pada tebing sungai di hulu aliran sungai ini. Itulah yang memberi kontribusi terbesar terhadap keruhnya air di bendungan.”Kata Lukman saat memaparkan hasil investigasi BWS kepada Wakil Bupati Lingga pada Rabu (15/03) malam tadi di Daik.
Sebelumnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah Dabosingkep menghentikan sementara penyaluran air baku ke masyarakat selama 3 hari, karena air di bak penampungan keruh. Penghentian tersebut mendapat keluhan dari banyak konsumen.Bahkan sejumlah pihak menuding, bendungan baru yang selesai dibangun oleh BWS Sumatera IV pada penghujung tahun 2016 lalu, merupakan proyek gagal dan menjadi penyebab keruhnya air di bak penampungan PDAM.
Hal itu mendapat bantahan langsung oleh pihak BWS Sumatera IV, lewat hasil investigasi yang dilakukan oleh tim di sekitar lokasi sungai Air Gemuruh.Menurut Lukman, bendungan air baku yang dibangun BWS Sumatera IV di aliran sungai Air Gemuruh sudah sangat baik. Bahkan, dilengkapi dengan saluran pembuangan endapan material sedimen pada sisi bawah bendungan.
Tapi, karena adanya erosi dan reruntuhan tebing yang diduga akibat dari penebangan hutan secara liar di hulu sungai Air Gemuruh, memberi kontribusi cukup besar terhadapa kekeruhan air waduk itu.
“Dari lahan yang dibuka itu, memang ada sedimen. Tapi tidak sebesar kontribusi yang dibuat oleh longsor di hulu sungai. Saya juga masih mendengar ada bunyi mesin sinso di bagian hulu bendungan. Kami minta, tolonglah sama-sama kita jaga fasilitas yang jadi kebutuhan orang banyak ini.” Tambah Lukman.
Karena, bendungan berkapasitas tampung 30 Liter/detik yang telah beberapa kali mendapat tudingan buruk dari sejumlah pihak tersebut, sama sekali belum difungsikan.
“Prediksi kami, bulan Februari hingga Maret ini kemarau. Jadi rencana serah terima bangunan fisik dan pengelolaannya itu setelah musim kemarau berakhir.Bahkan Pemerintah Daerah juga belum memasang saluran pipa yang terkoneksi dengan perangkat Sedimen Trap bendungan Air Gemuruh tersebut. Artinya, regulasi penyaluran air baku ke masyarakat masih seperti biasa.Kami juga mengharapkan Pemkab Lingga segera memasang saluran penyambung dari Sedimen Trap bendungan tersebut, agar saat serah terima nanti, air di bendungan langsung dapat disalurkan ke konsumen.” Papar Lukman.
Lukman turut menyayangkan adanya tudingan sejumlah pihak yang telah menyudutkan BWS. Hal itu berpotensi mengganggu hubungan baik dan komitmen yang telah terbangun antar pemerintah daerah dengan pihaknya.
“Niat kami disini baik, waduk yang kami bangun ini untuk masyarakat, bukan untuk kami. Kami harap kedepannya pemerintah dan masyarakat lebih mendukung lah.”Harap pihak BWS Sumatera IV ini menambahkan.
Sementara itu, Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar yang mendengar langsung penjelasan pihak BWSS di ruang rapat kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Lingga, Rabu malam itu, turut menyayangkan adanya tudingan miring sejumlah pihak terhadap BWSS IV.
Namun, Nizar optimis pemerintah daerah dan BWSS IV akan tetap menjaga dan melanjutkan komitmen bersama tersebut, untuk terus membangun sarana kebutuhan masyarkat Kabupaten Lingga.(Im).