Selingga.com (14/06) Dabo. Para rentenir atau bank berjalan,atau juga tukang kredit uang seperti nya harus menelan ludah terhadap pedagang-pedagang yang ada di pasar sayur Dabo. Sebelumnya para “Bakri”,sebutan buat para tukang kredit atau bank berjalan,menjadikan para pedagang yang ada sebagai nasabah mereka.
Namun setelah kehadiran “Koperasi Pasar Bersama Maju” yang dipimpin oleh Roby,membuat para “bakri” tidak bisa exist lagi di sekitar penjual sayur pasar Dabo. Hal ini dikarenakan pihak Koperasi Bersama Maju yang bergerak dalam simpan-pinjam hanya mengenakan bunga ke anggota nya sebesar 5% saja. Hal ini di paparkan Roby kepada Selingga.com di Dabo pada Senin (13/06) tadi.
” Terbentuk nya Koperasi Pasar Bersama Maju ini pada bulan Oktober 2013 lalu,dengan keanggotaan nya sampai saat ini sebanyak 30 orang. Koperasi ini sifatnya adalah simpan pinjam. Untuk para anggota,sebelumnya mereka telah menyetor uang pokok sebesar Rp.100.000,untuk masuk awal nya. Dan uang wajib sebesar Rp.15.000/bulannya,serta iuran suka rela yang besar nya terserah berapa saja. Dan untuk anggota koperasi ini boleh meminjam paling banyaknya Rp.1.500.000. Kalau untuk pengembalian pinjamannya,itu terserah anggota,kapan mau nya. Cuma tidak boleh lewat dari 3 bulan saja. Dan Insya Allah pada tahun 2017 nanti kita akan mengajukan proposal kepihak Disperindag. Dan Alhamdulillah sejak koperasi ini terbentuk,”bakri” (sebutan buat para rentenir sebelumnya) tidak masuk lagi. Tidak masuk lagi lah “bakri”. Dengan adanya koperasi ini,duit anggota yang diputar terus. Dan Alhamdulillah para anggota nya terbantu. Asal ada duit,anggota yang mau pinjam,kita kasi. Koperasi hanya mengambil bunga nya 5% saja. Kalau para rentenir atau “bakri” tu,sampai 25%. Kalau kita kan sifatnya membantu.”Papar Roby.(Im).