Selingga.com (17/01) Dabo.Untuk menjaring sejauh apa perkembangan cabang-cabang olahraga yang ada di Lingga,apalagi terkait pelaksanaan POPDA 2018/nanti nya,pihak Disparpora Kabupaten Lingga melalui Kabidpora nya Safaruddin,M.Si terpaksa harus turun langsung ke lapangan pada Selasa (17/01) tadi.
Inventarisir permasalahan gaya Safaruddin ini menjaring keluhan-keluhan langsung beberapa cabor mengenai kurang nya perhatian Pemerintah Daerah terhadap anak-anak atlet berprestasi sebelum nya.
” Tadi duduk-duduk dengan 2 cabor,atletik dan silat.Saya didampingi oleh Kasi Olahraga tadi nya,Pak Rustam.Dalam hal ini kita ingin menginventariskan apapun persoalan yang terjadi di lapangan.Dan ada keluhan-keluhan dari pelatih.Yang pertamanya,kurang perhatian dari pihak Pemerintah.Keduanya,karena yang didik itu banyak dari kalangan pelajar,mereka meminta kepada yang terkait untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan,Guru yang bersangkutan.Karena sebelumnya,ada anak didik yang sudah izin pun,di alpa kan oleh pihak sekolah.Sedangkan nanti nya,untuk persiapan POPDA pada tahun 2018 sangat berat.Kalau tidak ada perhatian,baik itu dari guru,Disdikpora nya,dari Pemerintah,kita akan banyak kehilangan bibit-bibit.Sementara dari 2 cabor itu saja,banyak menyumbangkan emas sebelumnya.”Kata Safar kepada pihak media di Dabo.
Tidak berhenti sampai disitu,Sapar juga menambahkan kalau pihak cabor-cabor pun mempertanyakan beberapa bonus yang sempat dijanjikan sebelumnya dan sampai saat ini tidak tahu realisasi nya sampai dimana.
” Kemudian mereka (pelatih-red) juga dijanjikan oleh penggurus lama,kalau dapat emas akan dapat (bonus-red) Rp. 3 juta.Dapat perak Rp. 2 juta dan kalau perunggu dapat Rp. 1 juta.Sedangkan pelatih nya dijanjikan dapat Rp. 3 juta.Dan kalau saya hitung tadi,yang dijanjikan itu tidak sampai Rp. 50 juta seluruh nya.Karena ini juga mereka (pelatih),merasa malu.Karena orang tua atlet,sudah terlanjur berharap (karena dijanjikan-red).Mana bonus,mana bonus.Akibat dari pada itu lah,orang tua atlet terkadang tidak percaya lagi.Ini kan menjadi PR kita bersama.Dan ini harus kita sampaikan.Apalagi waktu POPDA di Batam dulu,kita berada di peringkat ke 3.Kalau kita kehilangan tenaga pelatih dan sebagai nya,bagaimana kita mahu mempertahankan ini.”Kata Safar dengan intonasi yang agak sedikit meninggi.
Mantan aktifis ini juga menambahkan kalau sipat nya pembinaan ada di KONI.Sedangkan pihak nya terbatas untuk bisa membina cabor-cabor yang ada.
” Pembinaan itu adanya di KONI.Karena KONI ada cabor-cabor nya.Kalau kami tidak mengurus itu.Pembinaannya terbatas.Kalau mau sukses Popda nanti nya,tolong juga lah perhatian dari Pemerintah untuk mensupport kita.Dan dengan kita turun kelapangan,nanti kan akan kita diskusikan lagi dengan atlit dan pelatih.Kita mau lihat sejauh apa nanti nya,dan cabor-cabor apa saja yang menjadi andalan kita.Kalau sudah bisa kita inventariskan persoalan dilapangan,cabor yang menjadi favorit,baru kita minta kepada Pemerintah untuk dijadikan sebagai binaan fokus kita.”Papar Safar. (Im).