Selingga.com (18/12). Karung goni dan botol-botol dari bahan plastik juga potongan besi serta almanium tentunya bukan bahan mainan yang menarik buat anak-anak usia sekolahan ditengah gegap gempita nya teknologi maju saat ini.
Namun keterbatasan ekonomi menjadikan Ependi seorang pelajar kelas 9 MTS dan 7 orang teman-teman sebayanya harus menggumpulkan limbah plastik dan besi usai pulang sekolah sebagai bagian dari permainan disamping juga untuk memenuhi kebutuhan belanja sehari-hari.
Hasil kerja keras setelah pulang sekolah dengan mengumpulkan bahan-bahan plastik dan besi tersebut,mereka bagi sama. Terkadang hanya terkumpul Rp 5000 saja. Namun tugas sebagai pelajar,tetap mereka tunaikan pada malam hari nya untuk mengerjakan tugas sekolah atau mengulang pelajaran yang telah dipelajarinya.
” Kami mengumpulkan botol-botol bekas ini setelah pulang sekolah bang. Kalau saya sekolah di MTS kelas 9.Yang lainnya masih SD. Kalau yang kecil Tu belum sekolah,baru 6 tahun. Kami mengumpul nya sama-sama. Biasa nya dalam satu Hari dapat lah hasil untuk belanja di sekolah atau untuk beli keperluan sekolah. Tidak tentulah bang hasil nya. Terkadang dapat Rp.5000. Tetapi tetap kita bagi sama. Paling-paling beli makanan,dan makan sama-sama. Kalau saya tidak punya bapak lagi. Teman-teman ini pun ada juga yang sudah tidak punya bapak.”Papar Ependi yang paling tua umur diantara teman-teman nya dengan polos.
Zulkifli yang duduk di kelas 5 SD 017 Telex ikut membenarkan dan mengatakan kalau rata-rata orang tua mereka bekerja bangunan sehari-hari nya. Namun mereka tidak malu mencari uang selepas sekolah.
” Kan pulang Cari botol sama besi bekas ini,kami tetap belajar lah bang. Dapat uang nya juga bukan hanya buat jajan,kalau dapat banyak kan buat beli alat sekolah.”Kata Zulkipli sambil nyengir kepada Selingga.com.(Im).