Orang Malaysia minta pinang berton-ton,Bu Ida nyerah

Selingga.com (04/02) Dabo.Kebutuhan biji pinang dalam jumlah besar,sangat lah dibutuhkan oleh beberapa negara sebagai bahan baku medis,industri dan kecantikan.Diperkirakan permintaan setiap tahunnya akan semakin meningkat terus.
Namun jumlah produksi pinang setiap tahun nya belum begitu memuaskan.Karena mayoritas masyarakat masih menanam pinang secara tradisional.
Untuk Lingga khusus nya Dabo,buah pinang baru dihargai sekitar Rp. 7.000 sampai Rp. 8.000 perkilo nya yang sudah dikeringkan.Ini selisih Rp. 3.000 sampai Rp. 5.000 lebih dari harga Jambi.Sedangkan buah pinang mentah yang dijual langsung dari tandan nya di hargai sekitar Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500 perkilo nya.
” Saya jual nya kadang-kadang ke Jambi.Kalau di Dabo di beli Rp. 7.000 sampai Rp. 8.000 perkilo nya.Kadang-kadang kami juga menampung.Kadang-kadang ada orang yang ngantar (jual-red) ke sini.Ditambah punya sendiri,baru jual ke Jambi.Kalau yang kering nya dapat lah harga Rp. 10.000 sampai Rp. 12.000 perkilonya bang.Kalau malas mau membelah nya,jual bulat gitu saja perkilo nya Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500.”Kata Bu Ida yang sedang memisahkan buah pinang dari tandannya di kediaman nya di Tanah Sejuk Dabo pada Sabtu (04/02).
Bu Ida pun mengakui kalau pihak nya pernah didatangi buyer buah pinang dari negeri jiran Malaysia.Namun pihak nya tidak mampu untuk memenuhi permintaan besar dari pembeli tersebut.
” Kemarin orang Malaysia datang,mau cari pinang ke sini.Tapi mau nya banyak.Kami tak ada banyak seperti yang diinginkan.Mau nya dalam jumlah ton,kalau sedikit tidak mau.Di Dabo belum ada yang punya banyak.”Papar Bu Ida kepada Selingga.com.
Dan Bu Ida menambahkan kalau batang pinang yang ada pun saat ini sudah banyak yang tua.
” Tapi sekarang batang pinang yang ada sudah tua lah bang.Lah banyak yang tidak berbuah lagi.Kalau di daerah seberang (Jambi dan Inhil-red) pohon pinang ditanam antara pohon kelapa (disumbi-red).”Kata Bu Ida.(Im).