Selingga.com (04/04) Singkep Barat. Penelusuran jejak Hang Tuah yang berkaitan dengan nama Sungai Duyung sebagai tempat kelahiran tokoh besar dalam sejarah Kerajaan Melayu pada masa itu, masih terus dilakukan. Sebelumnya, Yayasan Jembia Emas bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kepri dan Dinas Kebudayaan Lingga telah menggelar Seminar Internasional Hang Tuah dan Jejak Sejarahnya di Dabo Singkep pada Jumat (25/03) lalu. Sehari setelah seminar dilakukan, rombongan peserta dan narasumber pada Sabtu (26/03) lalu melakukan kunjungan ke sumur Hang Tuah yang berada di Sungai Duyung, Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga. Penamaan Sungai Duyung, selain di wilayah Desa Tinjul ini, ada juga di Bintan dan Melaka, Malaysia.
Dari Desa Tinjul, rombongan yang dipimpin langsung oleh Ketua Pembina Yayasan Jembia Emas, Rida K Liamsi akhirnya sampai di lokasi sumur Hang Tuah setelah sebelumnya harus melewati jalur sungai dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dan menyusuri hutan bakau. Keberadaan sumur Hang Tuah ini berada dekat dengan bibir sungai. Namun, dari salah satu sumber mengatakan meski terkadang air sungai masuk ke sumur tersebut, tapi rasa air sumurnya tetap tawar.
Di sekitar lokasi sumur Hang Tuah tersebut terdapat beberapa makam yang diperkirakan telah berusia cukup lama dan masih mempunyai kaitan dengan keberadaan sumur Hang Tuah tersebut. Salah seorang warga, nenek Salamah (80) mengaku pernah tinggal di lokasi sekitar sumur Hang Tuah saat mengikuti kakeknya.
“Sekitar umur 5 tahun meninggalkan tempat ini, sekarang umur saya 80 tahun. Kakek dan nenek masa itu berkebun, menanam buah-buahan,” kata Salamah.
Disinggung tentang tokoh Hang Tuah dan keberadaan sumur tersebut, Nenek Salamah ini mengaku kalau dulunya pernah juga diceritakan.
“Iya. Selalu diceritakan, inilah air (sumur-red) Hang Tuah,” kata Nenek Salamah berusaha untuk mengingat kembali.
Nenek Salamah juga meyakini kalau Hang Tuah memang berasal dari daerah tersebut. Sedangkan untuk air dari sumur Hang Tuah tersebut diyakini bisa menyembuhkan penyakit anak-anak pada zaman dahulunya.
Sementara itu, Rida K Liamsi saat melihat beberapa pemakaman yang berada di sekitar lokasi sumur Hang Tuah tersebut mengatakan kalau daerah tersebut sebelumnya memang menjadi tempat tinggal.
“Memang masa itu sudah ada yang tinggal di sini. Makanya ada pohon buah-buahan dan karet. Kemudian ada makam yang merupakan makam datuk-nenek dari nenek Salamah ini,” kata Rida K Liamsi.
Selain itu, tokoh Hang Tuah juga diyakini berasal dari daerah tersebut.
“Hang Tuah itu lahir di sini pada tahun 1431 M, kampungnya di sini, di Sungai Duyung,” kata Rida K Liamsi saat itu. (Im).
