Selingga.com (08/09) Dabo. Meski Hari Anak Nasional (HAN) umumnya diperingati pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya, namun Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga menggelar Hari Anak Nasional ini pada Minggu (08/09) tadi. Dipusatkan di lokasi wisata Pantai Sergang, Dabo, kegiatan yang ada juga dipenuhi dengan beberapa perlombaan bagi anak-anak sekolah tingkat PAUD dan TK.
“Kami dari Dinas Sosial dan Perlindungan Anak, pada tanggal 8 September 2019 ini, melaksanakan kegiatan Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten Lingga. Sebenarnya Hari Anak itu telah berlangsung pada tanggal 23 Juli 2019. Kegiatan-kegiatan yang sudah kami lakukan adalah memfasilitasi Forum Anak Kabupaten Lingga dengan mengadakan Pertemuan Anjang yang sudah berlalu, lomba mewarnai bagi anak-anak PAUD, dan lomba melukis untuk anak-anak tingkat TK. Di samping itu, Pemkab Lingga melalui Lembaga KPPAD maupun P2TP2, telah menangani beberapa kasus dan juga telah meningkatan Pelayanan Anak terhadap kasus yang ada,” kata Kadis Sosial dan Perlindungan Anak Kabupaten Lingga, Normadiah kepada pihak media.
Normadiah juga mengatakan kalau sebelumnya, pihaknya telah memberikan bimbingan untuk anak-anak yang tersangkut dengan permasalahan hukum.
“Tahun ini juga, kami telah memberikan bimbingan pada anak yang telah mendapatkan hukuman. Nanti setelah mereka selesai dari hukuman tadi, kami akan memberikan bimbingan dan pelatihan. Kalau mereka tidak ada pendidikan, kami juga akan memberikan kepada mereka untuk mengikuti paket-paket sesuai dengan jenjang pendidikan yang pernah mereka jalani saat dulunya,” kata Normadiah.
Sedangkan Pemkab Lingga melalui wakil bupatinya, M.Nizar, berharap kepada orang tua yang ada untuk memantau perkembangan anak di zaman yang serba canggih saat ini.
“Pemkab Lingga mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional dengan harapan tentunya anak-anak kita ini merupakan bagian dari generasi penerus bangsa dan negara. Termasuk juga generasi harapan Kabupaten Lingga. Harapan-harapan ini secara agama juga, kita sudah diingatkan bahwa anak adalah amanah yang harus kita jaga dan akan dipertanggungjawabkan nantinya di hadapan Yang Maha Kuasa. Tentunya harapan-harapan ini muncul dan kita berharap dari para orang tua untuk membimbing dan menjaga anak-anak. Karena dengan zaman globalisasi yang serba canggih saat ini, tidak menutup kemungkinan diberikan ruang yang longgar pada anak-anak yang mengakibatkan tergerus dalam korban-korban kriminal dan lain sebagainya. Jadi, orang tua sebagai ujung tombak harus benar-benar memantau anak-anak yang ada di sekitar mereka, termasuk dengan anak sendiri”, kata M. Nizar kepada pihak media yang ada.
Disinggung bagaimana menyikapi terkait eksploitasi anak, wakil Bupati Lingga ini mengatakan kalau pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan anak tersebut.
“Kita ada P2TP2A dan ada KPPAD yang sampai hari ini selalu berkoordinasi yang baik dengan Pemkab Lingga. Mereka juga ada di Dinas Sosial dan Perlindungan Anak, selalu berkoordinasi kalau ada persoalan-persoalan. Kebetulan juga ibu Bupati Lingga sebagai ketua umumnya langsung dan istri wakil bupati sebagai ketua harian, mereka selalu berkoordinasi. Kalau ada masalah, tentu upaya-upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan mediasi, melakukan pertemuan, dan juga tidak sedikit yang telah dilakukan dan berhasil. Bahkan ada juga yang sampai ke ranah hukum,” jawab Nizar.
Nizar juga menambahkan kalau terkait dengan anak, pengadilan juga tidak bisa terlalu terbuka dan dilakukan tertutup.
“Berkaitan dengan anak ini, tentunya di pengadilan juga tidak bisa terlalu diekspos terbuka dan luas. Ruang sidangnya juga harus menjadi perhatian dari pengadilan, termasuk dari pihak kabupaten, supaya ruang sidang itu bisa tertutup. Ada beberapa kasus anak yang tidak boleh terjadi lagi di Kabupaten Lingga. Saat ini sedang dilakukan penanganan oleh KPPAD dan oleh P2TP2A. Mudah-mudahan yang sudah terjadi ini tidak akan terulang kembali,” tambah Nizar.
Nizar menekankan kalau keluarga merupakan benteng awal bagi anak-anak dalam menyikapi kemajuan teknologi yang ada.
“Ini harus dimulai dari keluarga. Keluarga tentunya menjadi benteng awal bagi anak-anaknya, jangan sampai diberikan keleluasaan yang terlalu longgar. Sehingga dengan kemajuan teknologi hari ini, kalau tidak dipantau dari pelayanan anak yang baik, ini akan berdampak negatif kepada anak nantinya. Sehingga peran orangtua di keluarga itu sangat penting. Termasuk juga lingkungan dan guru-guru di mana dia bersekolah,” jelas wakil Bupati Lingga ini. (Im).