Selingga.com (18/06) Dabo Lama.Bukan maksud hati untuk melarang pembangunan tempat ibadah,tetapi masyarakat Lembah Kapitan melalui Ketua RW 07 Kelurahan Dabo Lama Muhamad Syafei, ketika dihampiri di kediamannya pada Senin (18/04) tadi,menyayangkan sikap pihak yang ingin membangun tempat ibadah tersebut dengan mencoba memanipulasi dukungan warga yang semulanya mengatakan akan membangun “Gedung Serba Guna” di lokasi yang berukuran 35 m X 85 m tersebut dan berada di Bukit Singapura Lembah Kapitan.
” Awal nya kami dengar mau bangun lapangan bola lah,mau bangun yayasan lah,gedung serba guna.Karena itu Kemudian pihak RT dan RW Lembah Kapitan ini menyetujui saja,karena tidak ada mengatakan teruntuk tempat ibadah.Atas persetujuan dari pihak RT dan RW inilah kemudian mereka meminta persetujuan dari warga.Warga yang meyakini kalau pihak mereka mau membangun gedung serba guna,apalagi pihak RT dan RW pun sudah menandatangani persetujuan,warga pun memberikan dukungan dalam bentuk tanda tangan.Sebenarnya pun tanda tangan dari pihak RT/RW hanya sebagai pihak yang mengetahui kalau mereka akan berjalan ke warga.Pak Lurah Dabo Lama juga sudah menanyakan ke warga,dan warga pun bilang “Kemarin tidak bilang pulak untuk pembangunan rumah ibadah,tetapi untuk bikin yayasan.”Jadi itu lah cerita nya.Dan Pak Lurah Dabo Lama pun sudah bilang kepihak mereka untuk meminta lagi tanda tangan warga,apakah mereka setuju atau tidak.Dan sampai saat ini warga sudah sepakat untuk tidak memberikan tanda tangan.Kalau perlu nanti kami buat kan list penolakan warga .Jadi kalau pihak yang mau membangun itu nanti datang,kami tidak mau lah untuk menandatangani nya,karena memang warga tidak setuju.”Kata Muhamad Syafei,yang sehari-hari nya di panggil Su’eng.
Hal senada juga ditegaskan oleh Tokoh Masyarakat didaerah tersebut Daeng Pabeta (58) dihari yang sama kepada Selingga.com sambil menunjukan lokasi yang mau di bangun.
” Kami masyarakat disini mempermasalahkan ini.Macam-macam alasan nya untuk membangun ini.Dulu katanya mau bangun gedung serba guna,jadi diambillah tanda tangan warga untuk persetujuannya.Tetapi tanda tangan warga itu disalah gunakan pulak untuk pembangunan rumah ibadah.Kemudian setelah Pak Lurah Dabo Lama mengatakan kalau tanda tangan yang ada ditarik.Kalau mau,minta tanda tangan warga lagi,ada atau tidak persetujuan dari warga.Dan kami masyarakat jelas menolak.”Kata Daeng Pabeta.
Bakri (58) yang tinggal disebelah lokasi yang mau dibangun ikut menegaskan kalau awal nya memang dibilang mau bangun gedung serba guna.
” Kalau dulu hampir tiap minggu mengontrol lahan disini.Sekarang agak kurang.Dan lokasi ini bersempadan betul dengan rumah saya.Dulu katanya mau bangun gedung serba guna.Makanya ada minta tanda tangan persetujuan dari warga.”Kata Bakri.(Im)