Selingga.com (31/03) Dabo. Nelayan jaring bawal dan juga jaring tenggiri, selar, dan selikur di Dabo Singkep akhir-akhir mengeluhkan dengan keberadaan nelayan rawai senggol di sekitar lokasi laut tempat biasanya mereka beroperasi mencari rezeki. Keberadaan nelayan rawai senggol ini mengakibatkan jaring-jaring yang mereka miliki menjadi rusak. Salah seorang pemilik jaring bawal, Januar saat ditemui sedang merapikan pompongnya di Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga pada Kamis (31/03) sore tadi mengaku kalau mereka tidak mengenali asal nelayan rawai senggol tersebut.
“Kami dari nelayan jaring bawal ini merasa dirugikan oleh adanya keberadaan nelayan rawai senggol. Kalau kami sedang menjaring, terkadang jaring kami tersangkut rawai senggol ini, habis jaring dibuatnya. Tidak tahu dari mana datang nelayan jaring senggol ini,” kata Januar.
Terkait hal tersebut, Januar meminta pihak terkait untuk memberikan perhatian atas apa yang mereka alami dengan keberadaan nelayan rawai senggol tersebut.
“Kita minta kepada pihak terkait, tolong tengok-tengoklah kami yang sebagai nelayan jaring bawal ini. Kalau seandainya nelayan rawai senggol tersebut masuk ke kawasan sini, kan kasihan dengan kami-kami nelayan yang ada di sini,” kata Januar.
Januar juga mengatakan kalau dalam beberapa hari sebelumnya, jaring yang mereka miliki harus mengalami kerusakan yang diakibatkan dari keberadaan rawai senggol tersebut.
“Kami minta tolonglah kepada pihak terkait, tolonglah perhatikan nasib kami nelayan kecil ini. Seperti kejadian malam Kamis (24/03) lalu, ada 5 boat nelayan jaring bawal yang terkena jaring senggol. Rata-rata rusak dan jadi kerjaan (memperbaiki jaring-red). Ada yang jaring bawalnya koyak, jaringnya bergulung, dan sebagainya,” jelas Januar.
Januar juga menambahkan kalau saat memasuki bulan Ramadan ini tentunya mereka juga sangat mengharapkan hasil laut untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka di masa itu.
“Tolonglah kepada pihak yang berwenang terkait hal ini. Apalagi mau masuk bulan Ramadan, kalau sempat masih ada lagi rawai senggol ini, tentunya kami sangat dirugikan,” kata Januar.
Januar yang mengaku kalau pompong jaringnya sering melaut di sekitar anak Pulau Sayak tersebut mengatakan kalau selama ini penghasilannya sebagai nelayan jaring bawal untuk sekali melaut rata-rata dirinya bisa mendapatkan hasil sekitar 2-3 kilo ikan bawal. Terkadang juga beberapa hari melaut, mereka tidak mendapatkan apa-apa. Untuk sekilonya ikan bawal yang mereka dapatkan dijual seharga Rp180 ribu. Sedangkan ongkos untuk sekali melaut menghabiskan sekitar Rp150 ribu. Ikan bawal sendiri biasanya banyak ditemui pada musim Selatan nanti.
Sebelumnya nelayan yang ada di Kabupaten Lingga, khususnya yang memiliki kelong juga sempat dirugikan dengan keberadaan kapal sotong dari luar Kabupaten Lingga. (Im).