Selingga.com (01/03) Daik. Selama tiga tahun kepemimpinan Muhammad Nizar sebagai Bupati Lingga, terdapat beberapa pembangunan prioritas yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan melestarikan warisan budaya.
Salah satu proyek yang menonjol adalah pengembangan kawasan Kota Pusaka di wilayah kompleks Istana Damnah, Daik Lingga.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), telah memulai proses rehabilitasi Balairung Istana Damnah yang terletak di Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga itu pada tahun 2023 lalu.
Rehabilitasi ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan pusaka yang telah menjadi ikon situs sejarah, agar tampak lebih baik, aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis.
Kepala Dinas PUTR Lingga, Novrizal, melalui Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya, Deden Trisna Wijaya, menyatakan bahwa rehabilitasi Balairung Istana Damnah merupakan program prioritas pemerintah daerah yang bertujuan untuk pengembangan kawasan pusaka dan pelestarian situs sejarah di Kabupaten Lingga.
Dana untuk rehabilitasi ini bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2023 sebesar Rp 814 juta, dengan CV. Anak Tamiang sebagai perusahaan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Balairung Istana Damnah yang dulunya kondisinya cukup memperihatinkan tersebut, dimana banyak terdapat bocor di bagian atap, lantai yang kotor akibat bocornya atap dan bahkan sering ditemukan kotoran kelelawar akibat kurang terawat, kini sudah kembali berseri.
Bangunan tersebut telah disulap menjadi lebih bercahaya dengan dominan warna kuning. Atapnya pun sudah tidak bocor lagi, membuat Balairung tersebut kembali dapat dimanfaatkan dalam beragam kegiatan. Terbaru, bangunan itu menjadi lokasi pelaksanaan tradisi Haul Jamak.
Selain itu, dalam langkah monumental untuk pariwisata dan pelestarian budaya, Bupati Lingga Muhammad Nizar juga telah melakukan ground breaking pembangunan penataan kawasan Istana Damnah pada Selasa, 13 Februari 2024 lalu.
Acara ini merupakan representasi dari upaya pemerintah setempat untuk memperkuat infrastruktur pariwisata dan melestarikan nilai-nilai budaya Kabupaten Lingga.
Bupati Nizar dalam pidatonya menyampaikan rasa syukur atas kolaborasi antara dinas, pemerintah, dan masyarakat yang menjadi kunci dari kemajuan infrastruktur. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak dalam pengembangan pariwisata yang akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Lingga, Novrizal, menambahkan bahwa penataan kawasan Istana Damnah adalah langkah awal untuk memperbaiki lingkungan dan menghargai warisan sejarah.
Dengan anggaran DAK Tematik Pariwisata sebesar 8,7 Miliar Rupiah dan kontraktor pelaksana CV. Bintang Cahaya Rizki, proyek ini dijadwalkan berlangsung selama 180 hari kalender.
Pembangunan kawasan Istana Damnah ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi sektor pariwisata dan menjadi kebanggaan budaya bagi Kabupaten Lingga, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi warganya.
Dulunya, kawasan ini kurang dilirik. Hal itu dapat dilihat dengan jalan yang mulai rusak, beberapa gazebo yang sudah mulai lapuk, serta dibeberapa lokasi tampak semak belukar. Namun kini di kepemimpinan Nizar, diam-diam menyulap kawasan tersebut menjadi lebih hidup.
Nizar optimis nantinya kawasan ini akan mencapai puncak kejayaanya sebagaimana pada zaman Kesultanan Lingga-Riau dulu Lingga pernah jaya. Di kompleks Istana Damnah ini, sekarang sudah terdapat bangunan astaka permanen untuk pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Pembangunan ini merupakan upaya Nizar dalam menyandingkan pembangunan sejarah dan religi. Bangunan tersebut kini telah berdiri megah di dekat situs sejarah Bilik 44. Bangunan yang menggunakan warna ciri khas Melayu itu menjadi bukti keseriusan Nizar sebagai Bupati Lingga dalam infrastruktur pembangunan.
Bahkan, di tahun ini juga akses jalan menuju lokasi ini akan dibangun lebih baik sehingga akses ke lokasi bisa lebih nyaman.
Bupati Nizar terlihat serius dalam hal pembangunan. Selain kawasan Damnah, kawasan lapangan Hang Tuah juga ikut disulap menjadi tempat yang indah. Saat ini di lapangan Hang Tuah yang juga berada di Daik Lingga, panggung seni sudah terbangun, dan tinggal dilakukan penataan lainnya untuk taman.
Semua ini merupakan bukti keseriusan Bupati Lingga dalam hal pembangunan dan pengembangan kawasan Kota Daik Lingga yang sarat akan sejarah peradaban Melayu.
Dengan upaya yang terus menerus dan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan Kabupaten Lingga akan terus berkembang menjadi daerah yang lebih baik, tidak hanya dari segi infrastruktur, tetapi juga dalam pelestarian budaya dan sejarah yang menjadi identitas daerah tersebut.(red)