Selingga.com (12/02) Dabo.Langkah edukasi IWO Lingga kali ini terhenti di halaman SMK Mahardika Singkep pada Senin (12/02) tadi.Dalam pelaksanaan apel bendera kali ini pun,pihak IWO Lingga menempatkan Iman Arifandy sebagai sebagai Pembina Upacara.Dalam penyampaiannya,Wakil Ketua I IWO Lingga ini menekankan kepada para pelajar yang ada,untuk tetap berlaku bijak pada penggunaan media sosial saat ini.
” Informasi elektronik merupakan satu atau sekumpulan data elektronik yang tidak hanya terbatas pada tulisan saja.Disitu ada suara,gambar,peta,tanda,angka,surat elektronik.Sedangkan Transaksi Elektronik merupakan perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer,jaringan komputer atau media elektronik lainnya.Untuk itu bagi adik-adik pelajar,kita dituntut untuk lebih bijak menggunakan media sosial.Karena sekarang ini,rekaman yang sudah tersebar luas,itu bisa masuk kedalam UU ITE.Dan sudah bisa menjadi dasar untuk dilakukannya sebuah Penyidikan oleh pihak Penyidik.Dan semua itu ada sanksi nya.”Kata Iman Atifandy dalam awal penyampaiannya.
Kemudian Iman mengingatkan akan akibat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan media sosial yang tidak pada tempatnya bagi para pelajar.
” Sanksi yang ada,tidak hanya berakibat bagi pelajar yang bersangkutan,tetapi pihak sekolah juga akan terkena imbas nya.”Kata Iman.
Sebelum pelaksanaan apel pagi tersebut,Kepala Sekolah SMK Mahardika Muchtisar,kepada pihak media mengatakan kalau pihak nya saat ini masih mengandalkan dana BOS dan SPP dari siswa,untuk kelangsungan sekolah kejuruan swasta ini.
” Kita saat ini cuma mengandalkan BOS.Kalau dari pihak Provinsi,bantuan yang ada semacam beasiswa.Kalau kendala kita disini,itu untuk honor guru yang agak terlambat.Karena kita sambil menunggu terkumpul dulu (SPP siswa-red).Dan kita lihat dulu,guru mana yang harus kita dahulukan.Kita prioritaskan untuk yang di bayar terlebih dahulu.”Kata Muchtisar.
Biarpun begitu,dengan jumlah siswa sebanyak 153 orang,pihak SMK Mahardika ini membebaskan biaya SPP sebanyak 8 orang pelajarnya.
” Jumpah siswa kita 153 orang dengan tenaga pengajar sebanyak 20 orang guru.Dari jumlah siswa tersebut,ada 8 siswa yang kita bebaskan biaya SPP nya.Dari 8 orang itu,yang adik-beradik nya sekaligus sekolah disini sebanyak 6 orang.Dan yang dua orang lagi,kita gratiskan lagi siswa nya.Karena memang orang tuanya tidak mampu.Kalau yang satu orang lagi,itu merupakan siswa yang berprestasi meraih predikat juara umum.Itu kita bebaskan SPP nya juga.”Papar Kepala Sekolah SMK Mahardika Singkep ini.
Namun hasil dari jumlah siswa yang membayar SPP untuk tiap-tiap bulannya,pihak SMK Mahardika Singkep ini pun masih harus menombok untuk biaya operasional sekolah mereka.
” Jadi kalau lunas SPP setiap bulannya sebanyak 145 siswa,itu sekitaran Rp.13 juta.Sedangkan untuk operasional kita disini,sekitar Rp. 16 jutaan.Jadi kami nombok setiap bulannya itu sekitar Rp 3 juta lebih.Itu dengan catatan sebanyak 145 siswa tersebut,membayar lunas bulanannya.Tapi kenyataannya,per 11 January tadi,kami rekap SPP kemarin,itu ada 159 bulan yang tidak dilunasi.Itu sekitar 15 jutaan lah.”Papar Muchtisar.(Im).