Selingga.com (28/02) Dabo.Langkah Alias Wello dari awal kepemimpinannya,memang agak kental dengan bau pertanian.Memasuki tahun-3 kepemimpinannya pun,duet Awe-Nizar ini masih tidak lepas pada salah satu program yang berhubungan dengan bercocok tanam tersebut.Kali ini Bupati Lingga itu pun mulai melirik pada tanaman “Bit”.
Tanaman dengan bahasa latinnya “Beta Vulgaris” yang berasal dari daerah pesisir barat dan selatan Eropa ini pun,diyakini bisa untuk diproduksi massal sebagai bahan baku untuk pembuatan gula nantinya.Untuk itu juga,wacana untuk mendirikan pabrik,telah melekat di benak Bupati Lingga ini.
” Kita tengok kekuatan anggaran kita,kemudian betul-betul kita diskusikan kajian bisnis nya.In Sya Allah disini nantinya akan berdiri pabrik gula.Ini gula “Bit”.Gula bit yang warna putih.Sekarang kan gula tebu tidak begitu populer lagi.”Kata Alias Wello kepada Selingga.com pada Selasa (27/02) tadi di Dabo.
Ketika ditanyakan kenapa sampai memilih untuk memproduksi tanaman untuk bahan baku gula tersebut,Bupati Lingga ini mengatakan kalau saat ini defisit akan gula sudah mencapai 3 ton pertahunnya secara Nasional.
” Karena memang kebutuhan pokok kita kan.Hari ini defisit gula kita (nasional-red) 3 juta ton untuk satu tahunnya.Gula bit ini,satu tahunnya kalau didaerah kita tropis ini,itu bisa panen sampai 2 kali.Kalau di Eropa sana hanya sekali saja.”Kata Alias Wello.
Disinggung apakah akan menggunakan pihak ketiga,Bupati Lingga ini lebih memilih untuk dikelola oleh daerah melalui BUMD nya.
” Kita lagi tawarkan.Tetapi kalau kita mampu,kenapa kita ajak pihak ketiga.Ini profit yang luar biasa,melalui BUMD nanti dan masyarakat yang menjadi flasma nya.Kita bangun nanti,dengan pihak Dewan kita akan operasikan mesin produksi dengan kapsitas 15 ton/harinya.Sehingga dalam 1 bulan itu akan ada 450 ton.Dari 450 ton itu,kita sudah menjadi penyuplai saudara-saudara kita (luar Lingga-red).Dan pada saat itu,tidak perlu lagi orang menyeludupkan gula dari luar negeri.Karena gula kita murah dan berkualitas.”Papar Awe.
Alias Wello pun menguatkan kalau perhektar sekali panen nantinya,tanaman bit tersebut bisa mencapai 100 ton bahan baku untuk pembuatan gula tersebut.
” Satu hektarnya itu,sekali panen bisa menghasilkan 100 ton bahan baku bit nya.Setelah dikelola,itu jadinya 15 ton gula.Bit itu umbinya yang dikelola untuk dijadikan gula.Daunnya bisa dibikin sayur dan bisa juga untuk pakan ternak.Ampas bit itu bisa jadi biogas,kemudian menjadi pupuk.Kalau di Indonesia ini,sudah ada di beberapa tempat.Cuma belum ada diproduksi secara besar.Kebetulan kita punya pakarnya dan sudah berpengalaman selama 40 tahun di Jerman.Dia orang Indonesia.”Terang Bupati Lingga ini.
Bupati Lingga ini juga mengatakan kalau lahan yang dibutuhkan setidaknya seluas 300 hektar.
” Lahan 300 Ha sudah cukup.Dan sejauh pertanian di Kepri ini,betul-betul di Lingga lah sekarang ini.Makanya aku tidak bermaksud sesumbar atau apa.Aku selalu mengatakan bahwa suatu ketika nanti,kalau berbicaa tentang pertanian yang unggul,ketika berbicara tentang perikanan yang unggul,kemudian destinasi yang cukup baik,itu refrensinya akan belajar ke Lingga.Itu obsesi aku.”Kata Alias Wello dengan mimik muka yang serius.(Im).