Selingga.com (22/02) Dabo. Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (Adiwiyata), digelar pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga pada Sabtu (22/02) tadi di Dabo, Kabupaten Lingga. Jalannya acara sosialisasi yang diikuti oleh beberapa pihak sekolah yang ada itu dibuka oleh Asisten II Pemkab Lingga, Yusrizal dan pihak DLH Lingga juga menghadirkan narasumber dari DLHK Provinsi Kepri, Agus Purwoko, dan dari Dispora Bintan, Dzulhajidan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga melalui Kasi Kebersihan Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3, Ari Bayu Pratama, mengatakan kalau terlaksananya sosialisasi hari itu, mereka berharap pihak sekolah dapat melahirkan individu-individu yang peduli akan lingkungan.
“Dengan terlaksananya kegiatan sosialisasi ini, kita berharap sekolah-sekolah bisa menciptakan individu-individu yang peduli dengan lingkungan hidup. Baik dari guru-gurunya, siswa, maupun wali muridnya. Untuk mempermudah kita dalam membersihkan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan,” kata Ari Bayu.
Ari Bayu juga menambahkan kalau permasalahan sampah pesisir saat ini menjadi perhatian mereka.
“Karena masalah sampah pesisir ini sangat vital, susah sekali kita menangani masalah sampah pesisir. Untuk itu, salah satu solusinya dengan menciptakan sekolah-sekolah terutama yang di bagian pesisir yang sudah membudayakan untuk itu. Itu tujuan kami,” kata Ari Bayu.
Ari Bayu juga mengatakan kalau sejauh ini sudah tumbuh kesadaran akan lingkungan dan menciptakan momen yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
“Sejauh ini, sebagai contoh ada salah satu sekolah Adiwiyata tingkat nasional, SD 003 Singkep Pesisir, Desa Sedamai, di sekitar sekolah ini pihak desa sudah membangun wisata manggrove. Jadi kesadaran lingkungan ini semakin tercipta, sehingga momen-momen yang diciptakan itu berhubungan dengan lingkungan hidup,” jelas Ari Bayu.
Kasi Kebersihan Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 ini juga menjelaskan kalau sekolah-sekolah yang sudah mandiri nantinya harus membina sekolah-sekolah yang lainnya.
“Dari sekolah-sekolah adiwiyata tadi, ada salah satu sekolah di Singkep Barat, dulunya sering dirusak fasilitas sekolahnya. Tetapi setelah jadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi, alhamdulillah, warga sekitar sudah ikut menjaga sekolah tersebut. Jadi bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru saja, tetapi juga menjadi tugas warga yang ada di sekitar itu. Ketika dia sudah mencapai tingkat mandiri, maka sekolah yang sudah mandiri tersebut harus membina sekolah-sekolah lainnya. Ini menimbulkan hubungan kepedulian yang baik antarsekolah. Jadi, dengan adanya pembinaan oleh sekolah, itu juga mempermudah kami dari dinas,” kata Ari Bayu.
Ari Bayu juga mengatakan kalau pihaknya sudah menyampaikan ke sekolah-sekolah yang ada agar bisa mengikuti adiwiyata.
“Sekolah-sekolah yang sudah menjadi adiwiyata, rata-rata banyak yang sudah memiliki seperti green house, kolam, taman-taman, tempat sampah yang teratur, dan sebagainya. Kami sudah sampaikan ke sekolah-sekolah untuk mengikuti adiwiyata. Karena adiwiyata ini, sekolahnya bukan harus bagus dulu. Sekolah bagus, itu bonusnya, yang penting outputnya bagaimana, siswa-siswa, guru-guru, dan masyarakat sekitar ini benar-benar bisa bekerja sama dalam menjaga lingkungan hidup,” papar Ari Bayu.
Terakhir, pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lingga ini juga mengatakan kalau dengan adanya program adiwiyata tersebut, akan mempermudah pihak sekolah untuk menaikkan akreditasnya.
“Harapan kami, agar seluruh sekolah di Kabupaten Lingga bisa ikut program adiwiyata ini. Karena dengan adanya program ini, maka akan mempermudah sekolah-sekolah untuk menaikkan akreditasnya. Itu juga akan membantu kabupaten kita kalau semua sekolah sudah menjadi sekolah adiwiyata, maka tujuan kita untuk mencapai adipura akan lebih mudah,” kata Ari Bayu.
Sementara itu, Asisten II Pemkab Lingga, Yusrizal, dalam sambutannya saat pembukaan sosialisasi saat itu, mengatakan kalau Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di sekolah tersebut merupakan suatu program lingkungan yang ditujukan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah untuk melestarikan lingkungan.
Untuk itu juga, Yusrizal berharap kegiatan yang ada itu bisa membentuk warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, serta mampu melakukan pelestarian lingkungan secara berkesinambungan. (Im).