Selinggaa.com (25/06) Dabo.Hantaman angin dan gelombang Barat,telah membuat H.Aris warga Nipah Panjang Provinsi Jambi beserta ABK dan beberapa penumpang kapal dengan muatan kelapa dan pisang,harus terombang-ambing di laut selama kurang lebih 4 jam.
Sebelumnya,haluan kapal kayu KM Berkat Anugerah miliknya dengan bobot 30 ton tersebut, berlayar dari Nipah Panjang dengan tujuan ke Bagan Piayu Batam.Namun sayang nya,kapal dengan muatan sekitar 15 ton tersebut tenggelam di perairan Pulau Dato,Pulun pada Minggu (24/06) tadi.
“Waktu kami masih dipulau Nuja,belum ada apa-apa pak,teduh saja.Kalau dari pulau Nuja tidak teduh,kami kan tidak bisa keluar.Dari pulau Nuja sekitar jam 05 kurang lah,sebelum sholat subuh.Itu masih teduh.Teduh,betul-betul teduh.Tidak ada gelombang nya juga.Tiba-tiba datang hitam (awan-red).Kami sudah jauh,tinggal 1 jam saja tembus ke Cempa.Tanggung,tidak mungkin kami berbalik,kan.Jadi kami banting ke tepi.Ditepi makin kuat juga,rupanya barat.Lebih besar lagi gelombangnya dari pada kapal.” Kata H.Aris ketika ditemui pihak media pada Senin (25/06) tadi di Mapolres Lingga.
Laki-laki kelahiran tahun 1960 itu juga menambahkan kalau awal nya,dirinya memperkirakan kalau angin barat tersebut akan reda setelah satu jam kedepannya.Namun perkiraan nahkhoda kapal yang telah melayari laut semenjak tahun 1987 dan rutin setelah tahun 1992 itu meleset.
“Kami sangkakan cuma sebentar saja.Rupanya lebih besar lagi yang terakhir ini dan bercampur dengan hujan angin.Biasanya kalau seperti itu,tidak ada gelombang lagi.Langsung teduh.Ini tidak,bertambah kuat.Sampai kami terhempas selama 4 jam,masih kuat juga ombaknya.Kami saja hampir lewat dibuatnya,dibantai ombak itu.Tidak berhenti ombak itu nembak terus.” Kata H.Aris.
Melihat kondisi yang tidak menguntungkan tersebut,H Aris meminta orang-orang yang berada di dalam kapal untuk segera pindah ke atas tenda.
“Air sudah sampai ke mesin,sudah banyak air lah.Tak lama,saya suruh penumpang keluar,mesin kapal pun mati kena air.Langsung tolong penumpang,karena kapal tidak bisa tertolong lagi.Mau tidak mau,saya bilang keluar semua.Dan kami tolong untuk naik ke atas tenda.Kalau masih di didalam kamar,mungkin meninggal.Yang tinggal itu hanya kamar,yang bawah sudah habis terbuka.Tinggal atasnya saja.Karam duduk.” Papar H.Aris dengan bahasa pelan namun jelas terdengar.
H.Aris pun mengaku kalau diri nya hampir beberapa kali terseret oleh gelombang yang ada.
“Saya sudah beberapa kali ditarik sama gelombang.Tetapi Alhamdulillah masih selamat.Saya sangka,saya tidak selamat lagi.Kalau di bantai ombak itu,betul-betul lepas dari kapal.Kalau berhenti (gelombang-red),baru kami berenang lagi untuk megang bagian kapal.Tak lama,datang lagi (gelombang-red),lepas lagi.” Terang Nakhoda KM Berkat Anugerah ini.
Terkait kapal barang yang dibawa nya juga membawa penumpang,H Aris mengatakan kalau sebelumnya kapal mereka tidak pernah membawa penumpang.
“Ya,namanya orang kampung di situ,kita tidak ikutkan,susah juga pak.Biasanya saya betul-betul tidak bawa penumpang.Lebaran kemarin pun tidak bawa penumpang.Kalau ada yang ikut,istilahnya bantu saya jadi ABK,pernah pak.Itu saya jadikan ABK,tapi 1 orang,laki-laki pulak.” Jawab Nakhoda sekaligus pemilik kapal ini.
Terhadap korban yang meninggal,H.Aris mengatakan kalau sebelumnya,kondisi korban memang sedang tidak sehat.
“Keluarga nya yang dari Nipah Panjang bilang bahwa keluarganya itu sakit.Saya bilang,kalau sakit tak usah berangkat,berobat lah dulu.Tetapi dia tetap mau berangkat.Sudah di larang,tapi mau juga.Ikut pun karena tidak ada ongkos,dan saya lihat orang nya memang tidak mampu.Tolong lah katanya,saya tidak punya duit lagi.Saya tolong lah pak.” Kata H.Aris menambahkan.
Korban meninggal tersebut,sebelumnya harus dipegang terus oleh salah satu ABK kapal karena kondisi fisik nya yang memang sudah lemah dari awal nya.
“Kalau yang meninggal itu,sebelumnya kalau tidak ada saya,mungkin sudah hilang pak.Saya pegang terus.Sampai akhirnya ditolong oleh fery.Sempat juga waktu saya dapat kelapa,saya pecahkan dan beri dia minum waktu masih dipangkuan saya.Dia sudah tidak bisa lagi berpegang.” Kata Sahril,salah satu ABK kapal.
Terkait dengan perizinan,H.Aris mengatakan kalau pihaknya telah mengantongi izin-izin yang ada sebelum melakukan perjalanan laut tersebut.
“Izin-izin lengkap semua.SIB (Surat Izin Berlayar) nya,manifes kelapa sama pisang,ada semua.Itu terbawa kapal yang tenggelam,dengan topi saya juga.Itu katanya ada yang bilang kami tidak ada SIB.Kami itu tidak berani berangkat kalau tidak ada SIB nya.Di Batam itu lebih susah lagi,lebih ketat dari Nipah Panjang.Kami mampir di Cempa pak.Di Cempa itu diperiksa semua.Muatannya apa,di catat nya.Kapal tidak sarat.Muatannya cuma 15 ton.Biasanya saya muatannya 25 ton.Ini lebih timbul kira-kira 40 cm.” Kata H.Aris.(Im).