Sekolah swasta di bunuh pelan-pelan,Muchtisar pun bertegang urat leher

Singkep602 Views
banner 468x60

Selingga.com (13/02) Dabo.Biarpun dipandang sebagai lembaga yang ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa,namun sekolah swasta saat ini bagaikan leher yang berada dalam tali gantungan.Tinggal menunggu detik-detik talinya di tarik.
SMK Mahardika Kecamatan Singkep sebagai sekolah swasta pertama di Kabupaten Lingga ini juga mencoba untuk bertahan,meski untuk membayar honor pendidiknya terkadang harus mengumpulkan terlebih dahulu uang SPP dari anak didik nya.

Kepala sekolah SMK Mahardika bersama staf pengajar foto bersama dengan tim dari IWO Lingga

” Sekolah swasta memang dituntut harus mandiri.Bahwasanya sekolah swasta ini memang dibunuh pelan-pelan.Dan saya selalu mengatakan MTP,mati pelan-pelan.Itu saya katakan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi.Karena apa,sekolah Ibdra Sakti yang hebat di Tanjung Pinang,itu bubar.Sekolah Engku Kelana,bubar.Sekolah Maritim,bubar.Kemudian sekolah Raja Ali Haji yang Pemda Kepri kemarin itu,sudah mengap-mengap,tinggal 1 lokal.Yang bangkit sekarang di Tanjung Pinang itu adalah sekolah yang banyak duit.”Kata Kepala Sekolah SMK Mahardika Singkep Muchtisar ketika ditemui pihak media pada Senin (12/02) tadi di ruang kerja nya.
SMK Mahardika Singkep

Ketika disinggung sekolah setingkat SLTA yang saat ini merupakan tanggung-jawab pihak Provinsi,Muchtisar menambahkan kalau diri nya sudah berusaha untuk meminta bantuan,namun gagal total.
” Ya,secara teoritisnya memang begitu.Tetapi secara fakta,tidak begitu.Saya sudah berjuang ke Provinsi.Ketika dalam masa pengelolaan Kabupaten,kami kan dapat dana rutin,belanja langsung itu.Per triwulannya,itu kami dapat Rp. 7,5 juta.Jadi setahunnya kami dapat sekitar Rp. 30 juta dari Kabupaten.Nah,setelah diambil alih oleh Provinsi,itu hilang.Provinsi tidak mau bayar.Yang negeri tetap dibayar oleh Provinsi.Dan saya sempat betegang-urat leher lah,kenapa kami satu-satunya swasta di Kabupaten Lingga (tidak dapat bantuan-red).Dan dari bagian keuangannya (Dinas Pendidikan Provinsi-red),ketika saya penjelasan kenapa,dia mengatakan kalau SMK Mahardika Singkep di bagi,maka Batam yang banyak sekolah swastanya akan menuntut juga.Kami tidak ada duit.”Papar Kepala Sekolah SMK Mahardika ini.
Sebelumnya,perjalanan panjang telah dilalui pihak SMK Mahardika Singkep.Hingga saat ini,sekolah yang beralamat di jalan Navigasi No 10 ini sudah memiliki bangunan yang cukup bagus dengan halamannya yang luas dan cukup asri.
Kepala Sekolah SMK Mahardika Singkep, Muchtisar menyalami siswi yang menjadi petugas upacara bendera

” Awalnya kami menumpang di SMPN 2 dengan ruang kelas yang mau roboh plafonnya saat itu.Jadi 1 ruang kelas di SMPN 2 itu,dibagi dua.Sebelah untuk ruang belajar,sebelahnya lagi untuk ruang Majelis Guru.Diruang Majelis Guru itu pun hanya ada 1 meja guru.Guru yang datang mengajar,dia tidak pernah duduk.Masa itu jumlah muridnya 10 orang,guru nya pun 10 orang.Jadi itu lah sejarahnya,masa itu jurusannya 1,Akutansi.Kemudian karena ruangan itu mau direhap,kita pindah ke SD bertingkat 002.Kemudian di tahun ke-2,saya seperti salesman.Saya buat brosur dan setiap SMP,bahkan sampai ke SMP Penuba dan Daik,saya minta waktu sejenak ketika acara perpisahan sekolah itu untuk melakukan persentasi dan menawarkan produk SMK Mahardika ini.Lalu dapatlah 52 orang siswa,itulah kami dapat bertahan sampai saat ini.Alhamdulillah sekarang ini kita sudah mendapat predikat Akreditasi “A”.Cuma plang nama didepan itu,belum saya rubah.Masih Akteditasi B.”Papar Muchtisar panjang-lebar.
Biarpun berlebel “swasta” dan minim anggaran,namun “prestasi” bukan sesuatu yang mustahil bagi anak-anak didik nya.
Siswi SMK Mahardika saat berlatih olahraga bola Volly

” Itu Teknologi Tepat Guna,yang ada pemisahan pasir timah dengan timah.Itu di Thailand,juara 3 kita untuk tingkat Asia.Dan kita mewakili Indonesia.Kemudian untuk Teknologi Tepat Guna itu juga,kami juara II LIPI Jakarta.Setelah itulah dikirim ke Thailand.Kalau untuk bidang olahraga,Volly Putri ada 2 orang anak kami yang dibawa ke Samarinda.Ke Bontang Balikpapan,dua kali.Kalau untuk tingkat Nasional,sekali.Kemudian untuk tenis meja,ke Pekanbaru.Jadi saya katakan,SMK Mahardika Singkep ini,ibarat lahan.Dia adalah lahan tandus dan gersang.Dia adalah tanah yang tandus dan gersang,tetapi kaulitasnya unggul yang ditanam.Jadi kami sedikit saja memupuk,menyiram,dia sudah subur tumbuhnya.”Kata Muchtisar.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   Dokter Asri ngasi "Jam Besuk"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *