Selingga.com (03/11) Dabo.Usai menjenguk korban KDRT yang menimpa seorang ibu rumah tangga,Efih (40),warga yang tinggal di Tanah Sejuk Kelurahan Dabo Lama pada Sabtu (29/10) yang lalu,maka pihak Pemerintah Kabupaten Lingga melalui 2 orang Staf Khusus nya Rudy Purwinugroho dan Said Hamid,dengan di dampingi Camat Singkep Kisan Jaya,KPPAD Lingga yang di wakili Hadi Sumantri,TP2A Ibu Tularmi,KNPI Singkep dan Srikandi PP Lingga menyinggahi SD 001 Dabo pada Rabu (02/11), guna membicarakan kelangsungan pendidikan anak-anak dari korban Efih yang masih bersekolah.
Diruangan Rasykin,Kepala Sekolah SDN 001 Dabo tersebut,hadir juga Kepala Sekolah SDN 004 Dabo Nasrun,Kepala Sekolah SMPN 1 Dabo Efendi.
” Kita membicarakan untuk kelangsungan keberadaan dari anak-anak kita,khusus nya anak dari orang tua nya yang bernama M.Ridwan,yang memiliki 12 orang anak.Dan saat ini sedang mengalami kasus,dan lagi di proses oleh pihak Kepolisian.Dan karena kondisi ekonomi keluarga nya juga,jangan sampai kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pihak sekolah,menjadi satu lagi buat anak-anak dan keluarga mereka.”Kata Rachmat dari Dinas Pendidikan di awal pertemuan tersebut.
Kemudian Said Hamid selaku Staf Khusus Bupati Bidang pendidikan memaparkan kalau kehadiran mereka bukan lah sebagai bentuk intervensi kepada pihak sekolah.
” Ini bukan intervensi terhadap pekerjaan yang ada di Sekolah.Seolah-olah anak Iwan ini ada perhatian khusus,dan kenapa yang lain tidak.Kalau kita lihat kondisi tadi,memang sangat-sangat susah.Dan bukan kita memandang terlalu rendah,mungkin dalam 1 hari,ada tidak makan sama sekali.Karena dengan jumlah 12 orang anak itu.Dan ini menjadi masukkan bagi kita,terutama Pemerintah Daerah untuk melihat kondisi masyarakat kita,dan betul-betul menjadi pelajaran dan masukkan yang perlu kita perhatikan.”Papar Said Hamid.
Masih diruangan yang sama,Camat Singkep Kisan Jaya lebih melihat dari sudut physicologis yang dapat timbul pada anak-anak tersebut.
” Saya mungkin memandang dari segi psikologis anak nya.Hari ini (Rabu/02/11),psikologis anak nya mungkin sedang goyang sekali.Perlakuan khusus itu bukan hanya dari materi saja.Tetapi mungkin dari segi motivasi nya juga.Disini kita kan ada BP.Dan anggap ini tidak ada kejadian apa-apa.Jangan mereka seperti di perhatikan.”Kata Kisan Jaya.
Selain itu,Rudi Purwonugroho di dalam kesempatan nya berbicara,melihat kalau keadaan dalam rumah Efih,sudah tidak kondusif lagi,dan perlu langkah antisipasi dalam bentuk relokasi.
” Ini persoalan nya didalam keluarga.Iklim keluarga nya sedang tidak kondusif,bapak nya terlalu otoriter.Kemudian ada terindikasikan,bapak nya perintahkan anaknya itu untuk melakukan hal-hal yang negatif,untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Ini tekanan dari dalam keluarga nya,sudah luar biasa.Bahkan untuk membagi makanan saja,bapak nya harus dapat 3 bagian,anak nya dapat 1 jumput-1 jumput.Ini kondisi rill.Tadi kita minta team,setelah semalam dapat laporan,dan tadi kita turun.Bahkan kita mau antisipasi,kita akan relokasi keluarga nya ini.Makanya hari ini (Rabu 02/11) juga,mereka dapat hibah (tanah).Jadi diserahkan tanah khusus untuk ibu nya.Dan tahun 2017 nanti,kita minta ini di bangun.”Kata Rudi dengan bahasa tegas,tampa basa-basi.
Anak-anak dari Efih ini,terkadang tidak bisa untuk pergi kesekolah,karena seragam satu-satu nya milik mereka,harus di cuci.
” Dia itu punya baju (seragam),cuma satu.Semalam dia tidak masuk Sekolah.Kita Tanya kenapa.Rupanya baju seragam kena bekas makanan,dan di cuci.Tak kering.”Kata Hadi Sumatri,Komisioner KPPAD Lingga menambahkan.
Terakhir,Ibu Tularmi,perwakilan dari TP2A,mengatakan kalau Efih,terkadang harus menanggung lapar,Demi anak-anak nya bisa makan.
” Tadi pun,seperti apa yang di sampaikan oleh ibu nya,dia (Efih) sakit.Kadang-kadang makanan yang hanya sedikit,diberikan untuk anak-anak nya.Dan dia (Efih) tidak makan.”Kata Tularmi.(Im).