IGTKI Lingga Sarankan Sekolah Dasar Terapkan Sistem TK di Minggu Pertama

Lingga304 Views
banner 468x60

Selingga.com (22/05) Dabo. Jelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2024 yang akan dimulai pada bulan Juni 2024 mendatang, Ikatan Guru TK Indonesia (IGTKI) meminta sekolah dasar (SD) menerapkan sistem pendidikan taman kanak-kanak (TK) bagi kelas satu di minggu pertama belajar nantinya.

Sebagai bagian dari upaya untuk memastikan transisi yang lancar bagi siswa TK ke SD, IGTKI menekankan pentingnya adaptasi yang halus untuk anak-anak usia dini. Nurul Aulia, Ketua IGTKI Lingga, menyatakan bahwa perbedaan pola pembelajaran yang signifikan antara TK dan SD seringkali menjadi tantangan besar bagi siswa baru.

Di TK, anak-anak usia empat hingga lima tahun dididik untuk mempersiapkan mental mereka sebelum masuk ke SD. Mereka tidak dipaksa untuk bisa membaca dan menghitung, melainkan lebih fokus pada pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan motorik.

“Sistem pendidikan di TK menekankan pada pengenalan lingkungan sekolah, bermain sambil belajar, serta penguatan karakter dan kemandirian,” ujar Nurul Aulia, 22 Mei 2024.

Nurul juga menyoroti bahwa ketika siswa TK masuk ke SD, mereka seringkali mengalami kejutan budaya karena perubahan mendadak dalam metode pengajaran dan ekspektasi akademis. “Pola pembelajaran yang berbeda ini dapat membuat siswa merasa tertekan dan tidak nyaman,” tambahnya.

Dengan mendekatnya penerimaan peserta didik baru pada bulan Juni 2024, Nurul berharap agar SD dapat mengimplementasikan pendekatan yang mirip dengan TK selama minggu pertama pembelajaran. “Hal ini penting untuk membantu siswa beradaptasi dengan lingkungan baru mereka, sehingga mereka tidak terkejut dengan pelajaran baru yang lebih formal dan akademis,” jelas Nurul.

IGTKI mengusulkan beberapa metode yang bisa diterapkan oleh SD selama minggu pertama ini, antara lain:

  1. Pendekatan Berbasis Permainan: Menggunakan permainan edukatif untuk mengenalkan konsep-konsep dasar seperti angka dan huruf, yang juga bisa membantu siswa merasa lebih nyaman.
  2. Kegiatan Sosial dan Emosional: Mengadakan sesi khusus untuk membangun kepercayaan diri siswa dan memperkenalkan mereka kepada teman-teman baru serta guru.
  3. Orientasi Lingkungan Sekolah: Mengajak siswa berkeliling sekolah untuk mengenal lingkungan baru mereka, termasuk ruang kelas, kantin, dan taman bermain.
  4. Penggunaan Metode Belajar Aktif: Menggabungkan kegiatan fisik dan kreatif dalam proses belajar mengajar untuk membuat siswa tetap antusias dan terlibat.
Baca juga :   Manfaatkan Lokasi Bekas Tambang Timah di Desa Batu Berdaun, Koperasi Insan Maju Sejahtera Budi Dayakan Penggemukan Ketam Bangkang

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada bulan Juni 2024 nanti akan dilaksanakan secara serentak oleh SD, SMP, dan SLTA. Anak usia enam tahun sudah bisa masuk SD, dan usia tujuh tahun wajib diterima di SD. Dalam konteks ini, IGTKI juga menekankan pentingnya kerjasama antara orang tua dan guru untuk memastikan kesiapan anak-anak dalam menghadapi jenjang pendidikan yang baru.

Dengan penerapan metode ini, diharapkan siswa kelas satu dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan baru di SD.

“Kami berharap sekolah-sekolah dasar dapat mempertimbangkan saran ini demi kebaikan dan perkembangan optimal anak-anak kita,” tutup Nurul Aulia.

Pada akhirnya, keberhasilan transisi dari TK ke SD sangat bergantung pada upaya bersama dari semua pihak terkait, termasuk sekolah, guru, dan orang tua. Dengan perhatian yang tepat, anak-anak dapat memasuki dunia pendidikan dasar dengan lebih percaya diri dan semangat. (red)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *