Selingga.com (21/02) Dabo. Dengan beberapa rekan wartawan, kami meninggalkan Kota Dabo Singkep pada pukul 9.15 wib pada Kamis (21-02) tadi, menuju Desa Resang Kecamatan Singkep Selatan untuk meliput langsung pelantikan pejabat eselon II, III dan IV di Lingkungan Pemkab Lingga. Perjalanan sekitar 30 KM itu, kami lalui dengan menggunakan kendaraan roda empat. Informasi terakhir yang didapati, jalanan menuju Desa Resang ini sudah dilakukan pengerasan dibeberapa titik. Mungkin informasi itu juga yang membuat pemilik mobil Jhony Prasetya dari Batamxinwen ini, yakin untuk membawa kami dengan memakai kendaraan roda empat miliknya, untuk meliput langsung kegiatan pelantikan tersebut.
Mungkin kalau dibandingkan dengan daerah lainnya, Bupati Kabupaten Lingga Alias Wello ini, terlihat agak sedikit ‘nyentrik’ dengan melakukan pelantikan pejabat-pejabatnya ditempat yang tidak umum dilakukan oleh kepala daerah lainnya, atau Bupati sebelumnya. Sebut saja ketika Alias Wello melantik pejabatnya di Makam Merah Daik, di kebun Tanah Putih Kecamatan Singkep Barat atau di Lapangan Mardeka Dabo Singkep.
Kali ini Selat Napau yang berada dipinggiran laut dan masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Resang dengan Pjs Camat nya Sabirin, menjadi tempat pilihan Bupati Lingga, buat melakukan prosesi pelantikkan pejabat nya.
Dari simpang tanah putih, kami yang terdiri dari Akhlil Fikri wartawan Lingga Satu, Jhony Prasetya wartawan Batamxinwen, Puspandito dari Pijar Kepri dan saya dari Selingga.com, masih melewati beberapa kilometer jalan yang masih beraspal. Setelah itu ban mobil kami disambut dengan tanah merah. Tapi untung nya jalanan tanah merah tersebut masih keras, dan mobil pun masih meluncur dengan nyaman. Namun setelah sekian kilometer kedepannya, kami pun harus iklas ketika jalanan yang kami lalui sudah bercampur dengan lumpur.
Perjalanan tersebut juga masih ada kejutan lainnya. Kami pun masih harus melewati jembatan kayu dengan lebar sekitar 3 meter. Di persimpangan yang bertuliskan remik – resang (Desa Remik – Desa Resang / red) di papan plang dengan ukuran sedikit kecil, barulah kami menemui jalanan bertanah sedikit kuning namun sedikit keras. Didepan kami sudah nampak rumah penduduk kiri kanan badan jalan, namun agak berjarak antara satu rumah dengan rumah lainnya. Makin kedalam baru agak ramai rumah penduduk. Kemudian sekitar belasan rumah dan melalui kebun masyarakat, beberapa kilo kedepannya, kami disambut dengan pemandangan lahan sawah dari sisi sebelah kanan perjalanan kami. Tidak lama kemudian, kami melewati bangunan tempat lokasi Pengelolaan Sabut Kelapa, tempat pengolahan kopra.
Sampai disini, kami belum sampai ketempat pelantikan.Kami masih harus melewati jalan yang telah dilakukan pengerasan, dengan hutan bakau dikiri kanan badan jalan. Tentunya kami juga harus melewati lagi jembatan kayu. Beberapa kilo kedepannya, kami menemui pemukiman warga yang berada di tepian pantai. Disini kita disuguhi dengan pemandangan lautnya, hingga kami melewati kantor Camat Singkep Selatan tepat pada jam 10.39. Disebelahnya kami melewati SDN 001 Resang. Kedepannya lagi, kami menemui pemukiman warga yang agak padat daripada sebelumnya. Semakin kedalamnya pun, bertambah padat rumah-rumah warga di kiri – kanan badan jalan. Setelah melewati perumahan warga, kami dihadapkan dengan tanah berpasir yang menyusuri bibir pantai dan lagi-lagi perjalanan kami di ‘hadang’ dengan keberadaan jembatan kayu. Setelah melewati jembatan tersebut, kami betul-betul masuk ke pinggiran hutan menuju ke arah Selat Napau. Setelah meyakini perjalan kami memang mengarah ke lokasi pelantikan, kami mencoba mengikuti badan jalan yang sedikit rusak. Baru lah nampak tanda panah, seperti mencoba mengarahkan mobil kami ke lokasi yang dituju.
Selang beberapa saat, dari jauh terlihat parkiran mobil-mobil, menandakan kalau ada aktivitas disana. Kami baru meyakini, kalau keberadaan kami saat itu, memang berada ditempat yang benar. Dan semua nya semakin jelas saat dari kejauhan sudah nampak wajah-wajah beberapa pejabat yang sangat familiar dengan kami sehari-harinya.
Namun kedatangan kami dengan durasi lebih kurang 1 jam lebih itu, rupanya sudah di ujung acara. Ketika sampai ditenda yang didirikan ditepi laut dengan pemandangan pulau kecil didepannya, para pejabat yang dilantik pun sudah bersiap-siap untuk melakukan jabat tangan dengan Bupati Alias Wello dan Wakilnya Nizar beserta beberapa pejabat undangan lainnya.
Perjalanan yang lumayan jauh dari rasa nyaman sebelumnya itu, masih belum hilang dari rasa letihnya, kami pun masih disuguhkan dengan pemandangan Bupati Lingga Alias Wello yang menyalami satu persatu pejabatnya dengan diperbantukan tongkat. Nampak secara kasat mata, kalau laki-laki dengan panggilan ‘Awe’ ini, tidak dalam kondisi yang fit. Namun sayangnya, usai prosesi pelantikan, kami belum bisa untuk mewawancara lama Bupati Lingga ini. Karena cuaca yang tidak mendukung yang tiba-tiba menurunkan hujan, ketika kami baru mencoba mewawancarai Alias Wello sambil berjalan beriringan kearah mobil dinasnya yang sudah menunggu.
“Normatif aje lah, seratus hari tetap. Itu memang aku (tegaskan – red) betul-betul,” kata Alias Wello dengan separuh badannya di ‘lahap’ hujan.
Melihat kondisi yang tidak memungkinkan itu, kami pun harus menyimpan pertanyaan, kenapa Pantai Mapau menjadi tempat pilihan buat kali ini buat Alias Wello melantik pejabat-pejabatnya. Kami memang tidak punya pilihan banyak, dikarenakan cuaca tersebut.
Namun didapati kalau pelantikkan di daerah pinggiran laut Pantai Mapau Kecamatan Singkep Selatan itu, untuk memberikan penyegaran kepada pejabat-pejabat barunya. Disamping itu juga, Bupati Lingga ini ingin pejabatnya mengetahui akan kondisi daerah Kabupaten Lingga yang terdiri dari pulau-pulau.
Sementara itu, Jhonny mencoba untuk meminta daftar nama pejabat yang dilantik berikut dengan jabatan baru nya. Namun belum kami dapati dari pihak BKD Lingga. (Im).
