Selingga.com (29/03) Lingga. Bak “Anak Gadis Sunti”, Kabupaten terus berbenah diri. Tentunya daerah yang dikenal dengan sebutan “Bunda Tanah Melayu” ini mempunyai banyak hal yang menarik untuk dibicarakan. Tidak hanya dikenal sebatas perjalanan panjang sejarahnya, daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau dan Provinsi Jambi ini juga di kenal karena memiliki panorama alamnya yang mampu membuat betah siapa saja yang berkunjung ke sana. Tidak hanya sebatas dikaruniakan dengan keindahan pantai dan air terjunnya, Kabupaten Lingga juga memiliki objek wisata yang mungkin satu-satunya yang ada di Provinsi Kepri ini, yakni objek pemandian air panas belerang asli. Tentunya keberadaan pemandian air panas ini menjadi nilai plus dan nilai jual tersendiri bagi perkembangan sektor wisata Pemerintah Kabupaten Lingga.
Berbicara sumber air panas belerang ini, kita akan dibawa ke objek wisata air panas yang berada di Desa Berindat, Kecamatan Pesisir, Kabupaten Lingga. Bagi para wisatawan baik lokal maupun dari luar Kabupaten Linggga tentunya untuk menuju objek wisata ini tidaklah begitu sulit. Meski keberadaannya berada di tengah kebun dan ladang masyarakat, namun dari pusat kota Dabo Singkep dapat ditempuh sekitar 15-20 menit dengan mengunakan kendaraan roda 2 dan roda 4. Di pintu gerbang masuk objek pemandian air panas ini, para pengujung cukup merogoh saku dan menyiapkan uang kecil untuk restribusi Rp. 5.000 bagi orang dewasa dan Rp. 3.000 bagi kalangan anak-anak serta lebihkan Rp. 1.000 untuk tambahan biaya parkiran kendaraan roda duanya. Pengunjung yang datang ke sini selain dari wisatawan lokal, ada juga yang berasal dari Batam, Tanjung Pinang dan Kuala Tungkal, Jambi bahkan dari mancanegara.
Sementara itu, bercerita tentang objek wisata pemandian air panas di Pulau Singkep ini, tentunya kita bisa mengawali cerita dari ditemukannya untuk pertama kalinya lokasi tersebut yakni pada masa zaman Belanda. Ditemukannya sumber air belerang ini juga tidak lepas dari wilayah Pulau Singkep yang kaya akan mineral seperti timah sehingga menjadikannya sebagai daerah penambangan masa itu. Terkait hal tersebut juga, sumber air panas belerang ini ditemukan pada saat sedang dilakukan eksplorasi timah masa itu. Hingga sampai saat ini, lokasi objek pemandian air panas tersebut juga telah dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga dan menjadi salah satu distinasi kunjungan wisata pavorite yang ada di Kabupaten Lingga.
Bagi pengunjung ke lokasi wisata pemandian air panas ini, pihak pengelola juga telah menyediakan empat kolam dengan suhu yang berbeda-beda. Dari suhu yang tidak berapa hangat hingga mempunyai suhu yang tinggi. Pengelola juga menyediakan kolam air panas yang dikhususkan untuk pengunjung anak-anak. Fasilitas pendukung juga telah tersedia seperti keberadaan musala, gazebo, lahan parkir dan juga toilet. Pengunjung juga bisa memesan makanan dari kantin yang berada di lokasi wisata objek pemandian air panas tersebut dengan harga yang tentunya tidak membuat kantong dan dompet pengunjungnya kebobolan.
Pemerintah Kabupaten Lingga sendiri melalui Wakil Bupati Lingga, Neko Wesha Pawelloy beberapa waktu yang lalu juga telah melakukan penelusuran ke beberapa lokasi yang menjadi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lingga. Penelusuran tersebut juga termasuk pada objek pemandian air panas ini. Untuk objek pemandian air panas sendiri, Neko Wesha Pawelloy saat itu bahkan bahkan meminta agar akses yang menuju ke objek pemandian air panas tersebut bisa selalu dibersihkan dari semak belukar sehingga tidak mengganggu para wisatawan yang akan berkunjung ke sana.
Neko juga mengatakan kalau objek pemandian air panas ini merupakan salah satu objek wisata yang ada yang cukup di kenal oleh banyak kalangan dan tokoh masyarakat.
“Objek wisata ini, sangat dikenal banyak tokoh dan masyarakat baik di Kepulauan Riau, hingga beberapa Negara tetangga,” kata Neko Wesha Pawelloy pada Sabtu (3/4/2021) lalu.
Wakil Bupati Lingga ini juga menekankan agar objek wisata yang ada di Kabupaten Lingga harus selalu dikelola dengan serius hingga bisa menghasilkan PAD dari sektor pariwisatanya. Untuk itu juga Neko Wesha Pawelloy menghimbau masyarakat untuk ikut juga mempromosikan objek wisata yang ada kepada kenalan dan keluarga mereka yang berada di luar Kabupaten Lingga.
Sementara itu Edy Melong yang merupakan pengelola kawasan pemandian air panas ini saat ditemui pada Senin (27/12) lalu kepada pihak media mengatakan kalau pada awal ditemukannya sumber air panas belerang saat itu tidak berbentuk kolam.
“Sumber air panas ini telah ditemukan sekitar tahun 1953. Saat itu sumber air panas belum berbentuk kolam, hanya berbentuk perigi. Awalnya ada tiga perigi dengan suhu yang berbeda, jadi, yang membuat perigi itu adalah orang kita,”kata Edi yang telah mengelola objek pemandian air panas tersebut sejak tahun 2019 lalu.
Selain itu pada Sabtu (01/08) lalu, Edi Melong juga mengatakan kalau sebelum adanya pandemik Covid-19, tingkat kunjungan ke objek pemandian air panas ini setiap tahun rata-ratanya bisa mencapai angka 7.000 pengunjung. Tentunya pandemik covid-19 ini mempengaruhi tingkat kunjungan ke objek wisata pemandian air panas tersebut.
“Khusus untuk objek wisata air panas, biasanya setiap tahun meningkat pengunjungnya. Satu tahun itu biasanya sekitar 7.000 pengunjung yang datang ke sini. Di hari lebaran biasanya bisa sampai 2.000 pengunjung yang datang ke sini, ditambah dengan hari libur, dan hari lainnya, bisa sekitar 7.000 orang yang berkunjung ke sini dalam setiap tahunnya. Tetapi tahun ini turun. Target kami tidak tercapai. Untuk tahun ini mungkin tidak sampai 5.000 pengunjung. Pada lebaran ini, mungkin tadi ada sekitar 200 pengunjung yang baru berkunjung ke air panas ini. Biasanya kalau momen seperti ini, sudah ada 500-600 pengunjung yang sudah datang ke sini,” jelas Edi Melong.
Edi Melong kemudian menambahkan kalau objek pemandian air panas yang dikelolanya tersebut memiliki kandungan yang sangat berguna bagi kesehatan. Karena alasan tersebut lokasi ini sampai dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara.
“Objek wisata Pemandian Air Panas ini adalah aset daerah yang saya kelola, yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti buat orang sakit reumatik, asam urat, gejala-gejala strok, dan untuk refleksasi. Unsur yang terkandung dalam air panas ini ada beberapa mineral seperti belerang, kalsium, dan magnesiumnya,” kata Edi Melong.
Sementara itu, bagi sebagian pengunjung objek wisata pemandian air panas ada juga yang memilih berkunjungan pada waktu tengah malam hingga menjelang subuh. Udara yang dingin saat itu sangat kontras dengan hangatnya air belerang di lokasi pemandian air panas tersebut. Tentunya ini juga menjadi sensasi tersendiri selain juga bisa dikarenakan lebih terlihat privasi dengan tidak banyaknya pengunjung yang datang saat waktu tersebut.
Perkembangan objek pemandian air panas ini saja di gesa. Saat ini tidak jauh dari lokasi pemandian air panas tersebut juga telah berdiri wisata religi berupa sebuah pesantren. Tidak hanya itu, pihak pengelola objek pemandian air panas juga telah melakukan perintisan yang bisa digunakan untuk trek pejalan kaki yang bisa mengarah ke lokasi air terjun yang tidak begitu jauh keberadaannya dari lokasi wisata pemandian air panas ini. (Im/adv).