"SUNGSANG" lahir antara Amsakar dan Wawako

Kepri180 Views
banner 468x60

Selingga.com (30/10) Batam.Karya sastra kembali lahir dari Putra terbaik asal Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga melalui terbitnya buku puisi “SUNGSANG,Penyair 1/2 jadi ” Amsakar Achmad pada luncing yang mengambil tempat di Gedung LAM Batam Centre Batam pada Minggu (29/10) tadi.Sebelumnya Rida K Liamsi yang berasal dari Kecamatan yang sama,telah terlebih dahulu eksis dalam dunia tulis menulis puisi ini.
Ketika disinggung oleh Selingga.com tentang apa yang dicari oleh sosok Amsakar Achmad ini dalam terbitnya buku puisi “SUNGSANG” miliknya,lelaki dengan perawakan sedang dan masih bergelut dengan status nya sebagai Wawako Batam ini,mengatakan kalau terbitnya 30 puisi milik nya itu bisa menjadi catatan sepanjang masa bagi diri nya.

Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair  1/2 Jadi
Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair 1/2 Jadi

” Pertamanya begini,selama saya menjadi sekretaris LAM,Pak Nyat itu selalu mengingatkan bahwa segala sesuatu itu kalau bisa kita tulis.Supaya tidak lepas dari momentum dan selalu jadi ingatan.Selalu jadi catatan sepanjang masa.Lantas dia (Nyat Kadir-red) bercerita bahwa perjalanan budaya di Riau dan Kepri,sebenarnya sangat tinggi pada era sebelumnya.Tetapi karena tradisi lisannya lebih dominan dari tradisi tulisannya,hanya beberapa manuskrip saja yang hari ini tertinggal.Jadi kita berupaya mentradisikan hal itu.Dan kebetulan saya memang menyukai puisi.Dan puisi ini sudah saya kumpulkan cukup lama.Biarpun sebagian besar,banyak juga catatan puisi saya yang hilang.”Kata Amsakar.
Amsakar juga mengatakan kalau dirinya tidak ada menargetkan apapun.Dan sebatas memotivasi tumbuhnya tradisi tulis.
Laka Amun Mama (kanan) dan RD Pascal
Laka Amun Mama (kanan) dan RD Pascal

” Jadi saya tidak punya target apapun,selain ingin membuat sesuatu yang mudah-mudahan punya nilai bagi daerah ini.Dan mudah-mudahan ada artinya bagi generasi-generasi berikutnya.Sekurang-kurangnya untuk memotivasi untuk tumbuhnya tradisi tulis.Itu salah satu latar belakangnya.Yang keduanya,pada saat acara baca puisi di Sagulung,saya berbicara dengan Pak Rida (Rida K Liamsi).”Kande saye ini sangat ingin membuat buku.Dan buku yang ada terlintas dalam ingatan saya itu cuma buku puisi.Masalah nya kande,saya punya puisi baru terkumpul sebanyak 27 puisi “.Dia (Rida K Liamsi-red) bilang,”awak jangan bicara soal halaman.Ada sebuah karya sastra yang hanya beberapa halaman saja.Jadi kalau sudah seperti itu,langsung saja bikin.”Kata Amsakar.
Di tanyakan sastra dalam “kacamata” seorang Amsakar Achmad,pemilik buku puisi Sung Sang ini mengatakan kalau Kepri merupakan gudang nya karya sastra yang ada.
Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair  1/2 Jadi
Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair 1/2 Jadi

” Menurut abang,di Kepri ini gudangnya.Karena pertamanya lahirnya bahasa kita itu disini.Yang kedua,beberapa (karya sastra-red) yang pernah lahir seperti yang tadi kita bicarakan tentang Tun Sri Lanang,Sulalatua Salatin,tentang Kitabun Nasin kitab pengetahuan bahasa yang dikarang oleh Raja Ali Haji.Dan yang sangat gemilang itu,namanya gurindam 12.Bahkan ada karya yang berbau potnografi di Kepri ini.Jadi pernah ada sejarah yang kemilau seperti itu,yang sepertinya tercerabut.Dan pada masa itu tidak banyak dan berkembang tradisi tulisan.Hanya yang seputaran Istana Penyengat saja,ada perpustakaan yang namanya Rusdiah Club.”Papar Amsakar panjang lebar.
Namun Amsakar menegaskan kalau produk yang dihasilkan melalui buku puisi Sung Sang,hanya ingin catatan puisi nya tidak terlepas begitu saja.
” Saya membuat ini,tidak lah dalam kontek seperti itu.Terlalu jauh.Cuma saya ingin jangan sampai catatan saya itu lepas.Itu saja,tidak lebih dari itu.Jangan sampai catatan saya itu lepas,bahwa karya ini sebenarnya ingin mengabarkan kepada dunia,dia pernah ada,walaupun tak seberapa.Baca itu di pengantarnya.”Tegas Wawako Batam ini.
Louching karya buku puisi SUNGSANG Penyair  1/2 Jadi
Louching karya buku puisi SUNGSANG Penyair 1/2 Jadi

Disinggung kenapa mengambil kata “SUNGSANG” sebagai judul buku puisi nya,Amsakar mengatakan kalau kejadian dalam puisinya ditulis dengan tidak beraturan.
” Kadang-kadang di bandara selagi menunggu pesawat,saya dapat (menulis-red) satu bait.Kemudian setelah terbang buka lagi,tulis lagi yang terpikirkan.Nah,kejadiannya sering kali tidak beraturan.Kadang kala yang saya tulis itu,kelak menjadi penutup puisi yang lain.Kadangkala dia ditengah letaknya.Selalu tidak beraturan.Kemudian saya tertarik dengan pilihan “Sung Sang” itu.Ketertarikan lain,ketika buku itu tidak beraturan.Judulnya tidak pakai abjad.Tanggal kejadiannya tidak pakai berurutan.Suka hati saya lah.Itu saja.”Kata penyair dengan slah-satu puisi nya,”Sejarah yang tak terbaca”.
Status sebagai birokrat (Wakil Walikota Batam-red),membuat lelaki berkaca mata ini harus pandai-pandai berdamai dengan “waktu” untuk bisa menyelesaikan buku puisi dengan 39 lembar miliknya tersebut.
” Karena dia (buku puisi Sung Sang-red) ini kumpulan (puisi-red),maka disela-sela posisi saya sebagai biRokrat itu,ya kendalanya hanya soal waktu saja,ya.Waktu yang sangat terbatas,kesibukan yang seperti hari ini lah.Makanya kalau dilihat,itu ada di Johor (buat puisi-red) saya bawa anak saya berobat,ada di Soekarno-Hatta (bandara-red),kadang-kadang di hotel pada tengah malam.Tapi finishing nya puisi itu,sering diujung malam,pak.”Papar Amsakar yang berkeinginan untuk melanjutkan untuk menulis autobiografI nya menjadi sebuah buku nanti nya.
Terakhir,ketika diminta Selingga.com untuk menyampaikan pesan khusus bagi adik-adik pelajar peminat puisi di Lingga,Amsakar yang merupakan anak jati diri dari yang lahir pada 1 Agustus 1968 di Desa Sungai Buluh Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga Provinsi Kepri ini,meminta untuk tetap melahirkan karya yang diabadikan dalam bentuk buku.
Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair  1/2 Jadi
Amsakar Achmad, dengan karyanya buku puisi SUNGSANG Penyair 1/2 Jadi

” Saya minta kepada anak-anak kita yang berada di Lingga,teruslah melahirkan sesuatu yang bermanfaat.Melahirkan karya-karya yang abadi.Dan karya abadi itu sebenarnya buku.Buku itu akan dibaca sepanjang masa.Saya tahu,banyak potensi yang ada di Lingga itu yang cukup menggigit,cukup dahsyat.Dan jika memang ada beberapa hal yang sudah tersusun,kita bisa berkolaborasi.Bapak siap menjadi bahagian,kita gabung bersama.Dia punya 10 judul,ini punya 15 judul,kita siap untuk menyatukannya menjadi sebuah buku.”Kata Amsakar sambil bergeser dari salah satu ruangan yang ada di Kantor LAM Batam tersebut.
Sementara itu sebelumnya,Rida K Liamsi ketika Selingga.com coba meminta komentarnya terkait lounching buku “SUNGSANG” nya Amsakar Achmad,terlihat sedang buru-buru meninggalkan Gedung LAM Batam Centre,taNpa sempat memberikan sepatah komentar pun terkait lounching nya buku puisi tersebut.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   Andi Pastikan Pelantikan Pengurus PWI Kperi, Bukan di Gedung Daerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *