Selingga.com (28/01) Singkep Barat.Musim Utara di tambah angin Barat Laut menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat nelayan di pulau-pulau sekitar Kecamatan Posek.Jangan kan untuk melaut,untuk bepergian antar pulau pun terkadang menjadi kendala.Apalagi kalau harus membawa bahan-bahan material bangunan yang banyak didatangkan dari daerah Dabo.
KM Putra Jaya dengan bobot 15 GT pun hampir karam,ketika melintasi Tanjung Sembilang dengan tujuan Pulau Suak Buaya.Kapal motor yang bertolak dari pelabuhan desa Kuala pada Minggu siang (22/01) itu,membawa beberapa bahan material.Ketika melintasi Tanjung Sembilang,kapal sempat oleng dan mengakibatkan barang-barang yang ada berpindah kesisi kiri kapal,terlepas dari ikatannya.Hal ini justru memperburuk keadaan.Namun sesaat kapal dapat melewati hentakan gelombang biarpun dengan posisi jalan miring ke tujuan nya.
Joni Pranata (20),Nakhoda KM Putra Jaya kepada Selingga.com pada Rabu malam (25/01) tadi mengatakan kalau biasa nya mereka membutuhkan waktu 2 jam perjalanan,karena cuaca yang buruk,akhir nya perjalanan harus bertambah 1 jam dari waktu normal nya.
” Ini musim Utara campur barat daya bang.Aturannya 2 jam sampai,ini 3 jam.Tak bisa gohead,takut karam.Kalau keadaan kapal seperti itu,jangan terjun.Karena Insya Allah,tidak mudah juge untuk karam.”Kata Joni.
Masalah cuaca juga dikeluhkan Sardi selaku Kepala Desa Suak Buaya.Tinggi nya gelombang laut,secara tidak langsung menghambat nya mobilisasi material bangunan untuk ke desanya.
” Memang untuk pembangunan di desa Suak Buaya dari awalnya memiliki tantangannya sendiri.Desa Suak Buaya inikan geografisnya terletak di penghujung pulau terluar di Kecamatan Posek ini.Tentunya hambatan kita pertama sekali itu dalam pengadaan barang-barang material untuk pembagunan.Pertama sekali yang sering kita hadapi adalah terjadinya ombak besar ketika membawa barang dari Sungai Buluh,Kuala Raya atau Pengambil.Sering terjadi ribut seperti diwaktu musim utara.Gelombang tinggi yang cukup mengancam keselamatan.Baik orang nya maupun barang-barang nya.”Kata Sardi di kantor nya pada Senin (23/01).
Disamping itu,Sardi juga menambahkan kalau akses jalan ke pusat Pemerintahan Desa juga merupakan kendala yang ada dalam memobilisasi material yang diperuntukan buat pembagunan kantor desa nya.
” Kemudian di lapangan sendiri,apalagi seperti kami yang letak pusat Pemerintahannya sekitar 1 kilo dari pemukiman penduduk.Dan akses jalannya pun belum ada.Sehingga kita bersama masyarakat,TPK bergotong-royong membuat akses jalan ke lokasi pembangunan kantor desa tersebut.Alhamdulillah sampai saat ini,biar pun tersendat-sendat untuk mobilisasi materialnya,namun Alhamdulillah pembangunan tersebut tetap berjalan.Tetap dapat kita laksanakan dengan baik dalam memenuhi kewajiban kita untuk melaksanakan pembangunan di desa kita.”Papar Sardi lagi.(Im).