Gawat ..!! Masyarakat Masih Tertuju "Kasus Beras Oplosan"

Singkep267 Views
banner 468x60

Selingga.com (29/02) Dabo. Mata dan telingga masyarakat Lingga,khususnya Dabo saat ini sedang tertuju dengan “kasus beras oplosan” dengan tersangka “A”. Tidak tangung-tanggung,kasus yang berhasil menyeret tersangka “A” ke Polres Lingga oleh Satuan Reskrim Polres Lingga pada Senin (22/02) dari TKP di gudang Setajam Dabo ini, telah berlangsung selama 1 tahun.
Jarak waktu satu tahun,aktivitas ini dilakukan dengan cara yang sederhana,hanya dengan mencampurkan beras merk mahal dengan beras Bulog,dan dijahit lagi. Pekerjaan mudah ini berakibat banyak konsumen yang dirugikan. Kalau dengan metode yang sederhana tersebut,tentu nya 1 hari pelaku mampu untuk mencampurkan beras yang lumayan banyak karung nya. Dapat di bayangkan kalau berlangsung selama satu tahun.Sudah berapa ton beras oplosan yang beredar dan masuk keperut masyarakat Dabo. Tentunya ini bukan Kasus yang biasa.
Sehingga “kasus beras oplosan” ini menjadi trend topik di tengah masyarakat. Hal ini tentunya tidak berlebihan. Pelaku yang banyak dikenal masyarakat menjadikan kasus ini menjadi berita hangat saat ini. Termasuk beberapa warga ikut berkomentar tentang kasus yang termasuk baru di tanah penghasil timah ini.

Rio Wasli
Rio Wasli

” Kalau selama ini kita mengkonsumsi beras merk tertentu,buka kemasan pertama,rasanya nikmat. Tetapi setelah kita beli selanjutnya,rasanya sudah berubah. Kita coba karung pertama,bagus. Setelah itu untuk karung berikutnya sudah lain lagi rasanya. Jadi setelah beberapa bulan terpaksa pindah ke beras merk lain. Merk lain ini belum ada perubahan Rasa sampai sekarang.Tetapi kemasan disalah satu kedai dengan merk tertentu dan kita beli di enceran kedai lain,beda dengan yang pada kemasan pertama tadi. Yang jelasnya “kasus beras oplosan” ini betul-betul merugikan masyarakat. Kita merasa tertipu. Dengan kondisi kita seperti ini,yang kalau memang beras nya bagus tidak dioplos-oplos,tunjukkan lah kualitasnya. Kalau pun harga nya mahal,tidak dapat banyak,kita beli sedikit. Sesuai dengan kemampuan. Dan kalau dalam Hal ini (pelaku nya) sudah ditangkap,kita sangat mendukung tindakan dari aparat yang ada. Jangan lagi ada pengusaha yang berbuat seperti ini lagi. Dan kalau beras dalam satu karung itu betul-betul bagus dan sesuai dengan jenis dan kualitasnya,biar pun harga nya sedikit mahal,tidak masalah. Tetapi kalau dicampur dengan beras lain dan dijual dengan harga yang sama dengan harga beras asli nya,kan masyarakat betul-betul dirugikan. Dan kami masyarakat ini memang mengharapkan aparat untuk melakukan tindakan tegas pada orang-orang yang tidak bertanggung-jawab ini,apa pun bentuk nya. Jangan sampai gara-gara kasus ini berimbas negatif ke masyarakat,dengan susah masuknya beras yang asli ke sini. Dan masyarakat punya hak juga sebagai konsumen.Itu saja lah harapan kita,jangan sampai menguap.Itu aja lah.”Papar Rio Wasli,masyarakat yang tinggal di Bukit Abun Dabo kepada Selingga.com dengan wajah geram ketika di temui di Dabo pada Senin (29/02).
Senada dengan Rio Wasli,masyarakat lainnya Eri SD,warga Lapangan Bhakti Dabo Singkep di waktu yang sama juga ikut menyoroti “kasus beras oplosan” ini.
” Ini merusak ekonomi masyarakat.Sama juga kita masyarakat ini yang memberi mereka makan,memberikan uang percuma.Dan kita pun heran,dapat beras Bulog dari mana.Sehingga akhirnya jadi beras dengan merk tertentu. Untuk penegak hukum,kita memang berharap betul ditegakkan hukum yang ada. Jangan sampai kasus ini menghilang. Kalau lah dari beras oplosan tersebut,pengusaha itu  untung Rp. 5.000 perkilo nya,tidak dapat kita bayangkan keuntungan nya dari 1 karung yang di dapat.Dan berapa banyak konsumen yang ada dirugikan.Apalagi tempat dia (pelaku) laris terus.”Kata Eri SD,masyarakat yang sehari-hari nya sering  mangkal di kaki lima Dabo dengan mimik yang serius kepada Selingga.com.
Kapolres Lingga melalui AKP Syaiful Badawi selaku Kasat Reskrim Polres Lingga menanggapi singkat ketika di hubungi Selingga.com melalui telepon selular pada Senin (29/02) ketika ditanyakan perkembangan dari kasus beras oplosan ini.
” Sedang kita dalami.”Kata AKP Syaiful Badawi singkat.
Namun sayang nya pihak Disperindag Kabupaten Lingga melalui Kadis nya Muzamil Ismail tidak dapat dikonfirmasi terkait Hal ini. Di hubungi Via telepon selular tidak diangkat. Pesan singkat yang dikirimkan media ini pun sampai berita ini  ditulis tidak di balas.
Selingga.com pun mencoba mencari nomor selular Kepala Dinas Desperindag Provinsi Kepri,namun belum berhasil di dapatkan,guna mempertanyakan sejauh apa respon Dinas tersebut dalam kasus beras oplosan ini.
Terakhir nya,pihak media ini pun belum bisa mencari nomor selular atau telepon Kantor “Yayasan Lembaga Konsumen Kepri” untuk melihat tanggapan dari Lembaga Perlindungan Konsumen tersebut.Semoga “Kasus Beras Oplosan” ini berjalan di atas koridor hukum yang ada. Kasian dengan masyarakat yang menjadi konsumen. Sudah lah perekonomian Dabo dan Lingga umumnya masih memperiatinkan,ditambah kasus beras oplosan ini membuat masyarakat terkapar  karena dirugikan.(Im).

banner 325x300
Baca juga :   Orang Malaysia minta pinang berton-ton,Bu Ida nyerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *